Lihat ke Halaman Asli

Rapimnas Perindo, Dari Jokowi untuk Para Penyinyir Asbun

Diperbarui: 25 Maret 2018   14:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

HarianKota.com

Ada kejadian menarik saat Presiden Jokowi menghadiri Rapat Pimpinan Naisonal (Rapimnas) Partai Perindo di JCC Senayan beberapa waktu lalu. Tidak seperti biasanya, dengan gaya khas kelakarnya, ia menyinggung soal lagu Mars Perindo.

Presiden Jokowi mengaku hafal Mars Perindo. Setiba di rumah dan menyalakan tv, ia kerapkali mendengarkan Mars Perindo. Ia juga memuji Mars Perindo bahwa terdapat banyak hal positif di dalamnya. Diawali dengan mengajak masyarakat untuk mengarahkan pandangan ke depan, dan diakhiri dengan jayalah Indonesia.

Tidak hanya itu, seluruh isi atau materi pidato Presiden Jokowi, sebagian besar mengacu kepada teks-teks atau syair-syair yang ada di dalam lagu Mars Perindo. Presiden Jokowi mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu demi satu tujuan, yakni untuk Indonesia yang maju dan sejahtera.

"Kita harus mengarahkan pandangan kita ke depan untuk menuju Indonesia yang maju. Untuk menuju Indonesia yang berkemajuan. Menuju Indonesia yang sejahtera. Artinya, seluruh kekuatan bangsa harus diarahkan ke sana. Semua kekuatan harus diarahkan untuk membangun Indonesia yang maju, Indonesia yang sejahtera," katanya.

Yang lebih menarik, Presiden Jokowi bahkan sempat menyentil lawan-lawan politiknya. Ada banyak pihak yang mengatakan bahwa pidato Jokowi di Rapimnas Perindo menyentil Amien Rais.

Meski secara eksplisit tidak menyebut nama Amien, namun secara implisit maksud pidato yang disampaikan Jokowi di Rapimnas Partai Perindo, bukan tidak mungkin benar-benar dimaksudkan untuk Amien.

edunews.id

Dalam pidatonya, Presiden Jokowi menegaskan dirinya tidak anti kritik. Jokowi mengatakan kritik penting untuk perbaikan."Kritik itu penting untuk memperbaiki kebijakan yang ada saat ini. Belum tentu pemerintah ini betul, belum tentu pemerintah juga benar. Kalau ada yang salah tentu mengingatkan dengan kritik," kata Jokowi.

Namun, Jokowi mengatakan kritik berbeda dengan mencela, mencemooh, menghujat apalagi fitnah. Kritik mestinya dimaksudkan untuk mencari solusi dan kebijakan yang lebih baik.

"Tapi tolong dibedakan kritik dengan mencela, beda itu. Kritik dengan mencemooh, beda itu. Kritik dengan nyinyir, beda lagi. Kritik dengan menghujat juga tidak sama. Kritik dengan memfitnah apalagi, beda lagi. Kritik dengan menjelek-jelekkan, itu juga beda.  Sekali lagi kritik itu penting untuk memperbaiki kebijakan yang ada, tetapi kritik itu harus berbasis data, kritik itu tidak asbun, asal bunyi, tidak asal bicara," lanjut Jokowi.

Melalui lirik atau syair Mars Perindo, Jokowi bisa menyampaikan uneg-unegnya dengan leluasa. Mengajak masyarakat untuk bersatu, bahkan menyentil lawan-lawan politiknya . Di panggung Rapimnas Partai Perindo, Jokowi bebas menyampaikan apapun. Membabat habis para penyinyir, pencela, dan para pemfitnah atas dirinya.

Pidato semacam ini sangat jarang dilakukan oleh Presiden Jokowi. Contoh paling mutakhir adalah saat dirinya mengahadiri Rapimnas Partai Demokrat beberapa waktu lalu. Isi pidatonya hanya menyindir cara berpakaian SBY dan AHY. Selebihnya hanya retorika biasa.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline