Lihat ke Halaman Asli

Prabowo yang Selalu Berbesar Hati

Diperbarui: 17 Juni 2015   15:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Prabowo Subianto, salah satu tokoh yang selalu saya kagumi dari beberapa tahun lalu sampai dengan saat ini. Saya mengenal beliau ketika bapak Prabowomenjadi wakil dari seorang Ibu Megawati Soekarno Putri. Bapak Prabowo sendiri juga dikenal sebagai orang yang baik, tegas, berwibawa, berkompeten terhadap janji maupun perkataannya. Sampai saya mengetahui bahwa beliau di tuduh melanggar kasus HAM pada waktu tahun 1998. Namun saya yakin beliau berbuat benar dan di tuduh oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab atau pihak yang tidak suka dengan pak Prabowo. Ketika Pilpres 2014 ini saya sungguh mendukung ketika bapak Prabowo mencalonkan diri menjadi Calon Presiden Indonesia tahun 2014-2019. Saya yakin beliau dapat membawa Indonesia ke arah yang lebih baik lagi.

Namun, Yang Kuasa berkehendak lain, Bapak Prabowo kalah pilpres 2014 oleh saingannya sendiri yaitu Bapak Joko Widodo. Pada pilpres 2014 ini juga terdapat banyak kontroversi dari kubu Prabowo, seperti hilangnya suara pemilih di Pulau Papua maupun terdapatnya intervensi dari pihak asing pada Pilpres 2014. Kubu Prabowo sendiri juga telah melayangkan gugatannya kepada MA. Namun, gugatan dari  kubu Prabowo dibantah oleh MA, dan akhirnya dengan ditolaknya gugatan dari kubu Prabowo. Maka otomatis Bapak Joko Widodo terpilih sebagai Presiden Indonesia tahun 2014-2019.  Bapak Prabowo mengakui kekalahannya ini dengan legowo dan mendukung Presiden Terpilih. Beliau juga akan berada di luar pemerintahan untuk mengawasi keputusan-keputusan pemerintah yang di anggap tidak pro rakyat. Tidak hanya itu, beliau juga berjiwa ksatria dengan tidak terprovokasi oleh para pendukungnya yang ingin atau membuktikkan bahwa seorang Joko Widodo merupakan pilihan yang salah. Beliau yang merupakan Jenderal Bintang 3 dan alumni dari Akademi Militer mengerti betul sikap yang di ajarkan ketika pendidikan, yaitu Berjiwa Ksatria.  Berikut adalah kutipan Bapak Prabowo di ambil dari Facebook Prabowo Subianto,

“Sahabatku sekalian, Saya tahu banyak diantara kalian yang merasa masih tidak menerima, masih terluka, karena kita telah dikhianati oleh sistem yang tidak baik. Tetapi hal ini tidak berarti bahwa kita harus menimbulkan perpecahan di bangsa kita.

Seperti sahabat ketahui, dalam berpolitik saya selalu mengutamakan keutuhan bangsa dan kejayaan Republik Indonesia. Saya paham bahwa ada negara-negara tertentu yang selalu ingin Indonesia pecah. Ada yang ingin rakyat Indonesia tetap tergantung sama mereka. Karena itulah saya ingin menjaga persatuan nasional.

Setelah saya renungkan mendalam, saya melihat di pihak PDIP dan koalisi mereka masih banyak patriot-patriot, anak-anak Indonesia yang juga cinta bangsa dan negara dan rakyat. Karena itulah saya memilih untuk terus berjuang untuk nilai-nilai yang kita pegang teguh yaitu Pancasila, UUD 1945 yang utuh dan asli, NKRI dari Sabang sampai Merauke yang kuat, yang adil, yang sejahtera, yang berdiri di atas kaki kita sendiri dan yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.

Saya akan terus perjuangkan nilai-nilai itu, tetapi dalam kerangka senantiasa menjaga jangan sampai terjadi perpecahan di antara sesama bangsa Indonesia. Kita harus ingat bahwa pihak yang berseberangan dengan kita dalam sebuah pertarungan politik tidak serta merta dan tidak otomatis harus menjadi musuh kita.

Dari sejak awal saya katakan bahwa pesaing kita adalah saudara kita juga. Memang ada pihak-pihak yang penuh kebencian, prasangka buruk, keserakahan, kedengkian dan jiwa yang curang. Tapi ingat dari awal saya menganjurkan kepada lingkungan saya, pendukung saya, sahabat-sahabat saya, apa yang saya tuntut dari diri saya sendiri yaitu berjiwalah sebagai seorang kesatria, sebagai seorang pendekar. Kalau ada pihak yang menebarkan kebencian, fitnah, kepada kita bukan berarti kita harus balas dengan sikap yang sama. Janganlah fitnah kita balas fitnah, janganlah kebencian kita balas kebencian. Janganlah kita bertindak sebagai individu yang berjiwa Kurawa.

Itulah sikap saya, dan karena itulah saya memilih jalan yang saya tempuh sekarang. Bukan berarti kita merendahkan nilai-nilai kita atau perjuangan kita. Semakin kita merasa benar, semakin pula kita harus rela menghormati orang lain, pihak lain. Kalau orang lain menghormati kita, kita menghormati orang tersebut. Bahkan kalaupun mereka tidak hormat pada kita, tidak ada salahnya kita menghormati terus.

Saya mohon semua pendukung-pendukung saya untuk memahami hal ini. Saya mengerti sebagian dari saudara-saudara belum bisa menerima sikap saya. Tetapi percayalah, seorang pendekar, seorang kesatria harus tegar, harus selalu memilih jalan yang baik, jalan yang benar. Menghindari kekerasan sedapat mungkin. Menjauhi permusuhan dan kebencian.

Sahabat, kita bukan pihak penakut. Sejak dari masa muda, saya pernah hidup sebagai seorang prajurit Tentara Nasional Indonesia. Berkali-kali saya terlibat dalam operasi-operasi militer, dalam kontak-kontak tembak dengan musuh negara. Saya paham apa artinya kekerasan. Karena itulah saya sadar bahwa seorang pemimpin sejati, pemimpin yang bertanggung jawab selalu harus memilih jalan yang sejuk. Apalagi kalau ini adalah untuk menjaga kepentingan, keutuhan bangsa yang kita cintai.

Sahabat, kita harus tetap militan, kita harus tetap patriotik. Kita harus menyiapkan diri untuk menghadapi segala kemungkinan. Kalau kita hormat bukan berarti kita menyerah. Kalau kita sopan bukan berarti kita meninggalkan perjuangan kita. Tapi kita harus selalu berusaha mencari jalan yang damai, jalan yang baik. Kita harus selalu mengutamakan persaudaraan dan persahabatan.

Kalau semua usaha kita, pada saatnya nanti tetap tidak membuahkan sebuah hasil yang sesuai dengan kepercayaan dan cita-cita kita, dan keyakinan kita akan kepentingan bangsa dan rakyat, kalau bangsa Indonesia terancam, kalau kekayaan bangsa terus dirampok oleh bangsa lain, kalau kita sudah sekuat tenaga menciptakan kesadaran nasional, sebagai patriot dan pendekar bangsa kita harus tidak ragu-ragu mengambil tindakan yang dituntut oleh keadaan.

Saya sekali lagi menganjurkan kepada sahabat saya dan pendukung saya, marilah kita terus tegar. Marilah kita memperkuat diri, marilah kita menambah barisan kita. Yakinkan lingkungan kita semuanya, bangkitkan kesadaran nasional kita. Dulu saat Bung Karno bersama para pendiri bangsa memperjuangkan kemerdekaan, mereka pun berpuluh tahun harus membangun kesadaran nasional. Sekarang pun kita harus membangun kesadaran nasional, bahwa kita saat ini sedang diancam oleh bangsa-bangsa asing yang selalu ingin Indonesia pecah, Indonesia lemah dan selalu tergantung.

Dalam pertemuan saya dengan saudara Joko Widodo tadi saya sampaikan, bahwa saya merasakan di dalam hati sanubari Joko Widodo yang paling dalam beliau adalah seorang patriot. Beliau ingin yang terbaik untuk Indonesia. Oleh karena itu saya memilih untuk membangun silaturahmi dengan beliau, sesuai dengan ajaran-ajaran budaya nenek moyang kita.

Apalagi agama Islam yang saya anut, mengajarkan saya bahwa menjalin dan memelihara silaturahmi, persahabatan dan persaudaraan jauh lebih mulia dan bermanfaat daripada meneruskan prasangka buruk, rasa curiga, apalagi terjerat dalam kebencian dan permusuhan. Ibarat api tidak bisa dipadamkan dengan api, maka kebencian dan fitnah mari kita balas dengan berbudi luhur, berjiwa kesatria. Semakin difitnah, semakin difitnah, semakin dihina, kita akan semakin tegar.

Saya minta sahabat sekalian janganlah ragu kepada pilihan-pilihan saya. Janganlah mendorong saya untuk mengambil sikap yang tidak sesuai dengan jiwa saya sebagai ksatria. Janganlah mengira saya akan surut dalam perjuangan saya.

Saya juga telah sampaikan kepada saudara Joko Widodo bahwa perjuangan saya adalah membela UUD 1945 yang lahir 18 Agustus 1945, membela keutuhan NKRI, membangun suatu bangsa ber-Bhinneka Tunggal Ika yang aman, damai, kuat, adil, makmur dan sejahtera. Beliaupun menyatakan bahwa itu juga pegangan beliau. Saya juga katakan, kalau nanti dalam perjalanan Pemerintahan beliau ada kebijakan-kebijakan yang kurang menguntungkan rakyat, apalagi melanggar Pancasila dan UUD 1945 maka kami tidak akan ragu-ragu menyampaikan kritik kepada Pemerintah. Beliau menyambut ini dengan baik, dan beliau juga menyampaikan sewaktu-waktu akan mengundang saya untuk meminta pendapat dan masukan dari saya.

Terima kasih, saudara-saudara. Sahabatku dimanapun berada.

Wassalamualaikum.

Salam Indonesia Raya,

Prabowo Subianto, 17-10-2014

Bapak Joko Widodo sendiri adalah nama yang tidak asing lagi bagi bapak Prabowo. Karena mereka berdua kenal dekat dan sudah lama menjalin kontak. Contohnya saja ketika Pemilihan Gubernur DKI Jakarta, Bapak Prabowo sangat mendukung dan menyupport Pasangan Joko Widodo – Ahok hingga bisa menjadi Gubernur dan wakil Gubernur DKI Jakarta. Namun sekarang ketika Pilpres 2014, Bapak Joko Widodo menjadi saingan terberatnya pada pemilihan orang nomor 1 di Indonesia, dan akhirnya Bapak Joko Widodo yang terpilih.  Berikut adalah link berita yang menyebutkan bahwa Bapak Prabowo mendukung Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta.

http://www.tempo.co/read/news/2012/03/26/078392442/Prabowo-Danai-seluruh-Biaya-Pencalonan-Jokowi-Ahok

Namun, setelah apa yang terjadi marilah kita mencoba Berbesar Hati menerima sikap dan pilihan dari Rakyat Indonesia dengan Presiden Indonesia yang baru periode 2014-2019. Semoga Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih Berkembang, Bersih, Kuat, Sejahtera dan Aman. Bangsa yang berdiri di atas kaki sendiri, berdaulat secara ekonomi dan berdaulat secara politik pula. Bangsa yang tidak diinjak-injak, tidak menjadi budak, tidak menjadi kacung bangsa lain. MERDEKA !!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline