6 Juli 2013, 27 Sya'ban 1434 H, dua hari lagi menuju bulan yang dinantikan oleh seluruh kaum muslim di seluruh dunia. Bulan Ramadhan, bulan penuh berkah dengan segala keutamaan dan keistimewaan bagi kita umat muslim untuk beribadah, berlomba-lomba mencari kebaikan untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. Tak terkecuali Indonesia, sebagai negara dengan penduduk umat muslim terbesar di dunia sebesar 207 juta jiwa (BPS ,2010) dengan prosentase penduduk Islam mencapai 87,18% dari keseluruhan penduduk Indonesia, tentunya momen Ramadhan ini menjadi salah satu fenomena yang dapat berpengaruh besar dalam berbagai aspek. Contoh konkritnya bagaimana dalam syiar ibadah, stasiun TV dan iklan produk mengubah bentuk promosi dan acaranya sehingga lebih bernuansa Islami, khususnya menyambut Ramadhan. Kegiatan amal dan berbagi disemarakkan dari berbagai kalangan untuk menangkap insentif berlipatgandanya amal di bulan suci ini. Dalam aspek lain misalkan pada instansi pemerintah, jam kerja dikurangi untuk menghormati orang yang sedang berpuasa. Jam sekolah pun dikurangi, kantor pelayanan jam kerja pun tutup lebih siang, berbagai pengurangan jam aktivitas kegiatan pun dilakukan sebagai langkah toleransi untuk berpuasa. Hal ini memunculkan penilaian bahwa bulan Ramadhan ini memberi pengaruh negatif pada amalan dunia, dalam bentuk produktivitas kerja, kinerja perusahaan sehingga melemahkan Indonesia, khususnya dalam bidang perekonomian. Benarkah demikian? Fakta dan data rekam jejak perekonomian tiga tahun terakhir pada bulan Ramadhan akan menjawab penilaian tersebut secara lugas.
Latar belakang bulan Ramadhan sebagai bulan penuh rahmat, keutamaan
data jumlah penduduk muslim di Indonesia
data
Pengaruh bulan Ramadhan terhadap makroekonomi Indonesia
1. Efektivitas kerja
IHSG di awal bulan Ramadhan
2. jam hidup manusia lebih panjang,
Inde
3. Perputaran uang, distribusi kekayaan yang lebih merata
koefisien gini Indonesia