Lihat ke Halaman Asli

Kenapa Orang Sekarang Penuh Ego?

Diperbarui: 8 Mei 2018   12:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: www.news.com.au

When we remove ego, we're left with what is real. What replaces ego is humility, yes---but rock-hard humility and confidence. Whereas ego is artificial, this type of confidence can hold weight. -- Ryan Holiday

Ingat cerita tentang kelinci dan kura -- kura yang balapan?

Si kelinci, dengan percaya diri mengajak kura -- kura untuk balapan melawannya, percaya kalau dia pasti menang. Kura -- kura tertinggal jauh di awal, sampai si kelinci merasa sombong dan tertidur di tengah lomba. Di saat itu si kura -- kura melewati kelinci yang sedang tertidur. Akhirnya, si kelinci pun kalah dari kura -- kura.

Kesimpulannya simpel: Jadilah orang yang rendah hati, jangan keluarkan egomu.

Kita menganggap kerendahan hati sebagai sifat yang terpuji. Tapi kadang kita ragu. Apa iya dengan rendah hati kita bisa sukses? Bukankah banyak orang yang mau menjatuhkan dan memperalat kita, karena menganggap kita lemah?

Kita merasa, dengan bersifat rendah hati kita akan dianggap sebagai orang yang tidak relevan, dan tidak punya apapun untuk dibanggakan.

Apa benar kita perlu sedikit ego?

...

Ego kita muncul ketika kita akhirnya mencapai sesuatu yang kita usahakan. Saat ego kita muncul, kita merasa lebih siap untuk melewati tantangan -- tantangan berikutnya. Kita membangga -- banggakan apa yang telah kita capai, agar dipandang lebih tinggi di mata orang lain, dan agar tidak dianggap remeh atau tanpa pencapaian.

Dengan ego kita menjadi tenang. "Tantangan berikutnya pasti bisa aku hadapi!". "Sekarang orang -- orang gak akan menganggap aku remeh lagi!"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline