Lihat ke Halaman Asli

Studek FPB UKSW: Menilik Inovasi Pertanian Berkelanjutan Kota Yogyakarta

Diperbarui: 4 Agustus 2023   23:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sistem Akuaponik rakit apung dengan kolam dibawahnya. dokpri

Tepat dua minggu yang lalu, Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana mengadakan studi ekskursi di kota Yogyakarta. Terdiri dari gabungan dua prodi yaitu Agribisnis dan Agroteknologi, diantaranya terdapat mahasiswa angkatan 2019, 2020 dan 2021.

Destinasi dalam studek yang dilakukan pada tanggal 20-21 Juli 2023 ini terbagi dalam 3 tempat utama, yaitu Balai Besar Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (BBPPMDDTT), Bhumi Merapi, dan Pusat Inovasi Agro Teknologi (PIAT) di Universitas Gadjah Mada (UGM) serta diakhiri dengan kunjungan wisata ke Pantai Sadranan.

Selain untuk menambah wawasan mengenai inovasi teknologi dalam lingkungan, studek ini dilakukan dengan tujuan agar mahasiswa mengenali praktik pertanian berkelanjutan (Sustainable Farming) yang memberikan kontribusi terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).

Berikut rangkuman setiap destinasi yang dikunjungi :

  • Balai Besar Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (BBPPMDDTT)

            Destinasi pertama yang kami sambangi adalah BBPPMDDTT, sebuah instansi pemerintah dengan fokus utama terhadap pendidikan dan pemberdayaan masyarakat daerah tertinggal dan perantauan di daerah Yogyakarta. Adanya lembaga ini sangat dirasakan bagi masyarakat setempat, terkait dengan tujuannya yaitu meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan memberikan wawasan melalui pendekatan SDGs.

            BBPPMDDTT mengelola begitu banyak budidaya tanaman, mulai dari metode konvesional hingga metode modern seperti Aeroponik dan lainnya juga mereka lakukan. Selain itu, di tempat ini terdapat peternakan mulai dari kambing, kelinci, ayam, burung puyuh, dan bebek yang dilakukan dengan metode sistem berkelanjutan, dimana kotoran yang dikeluarkan akan dijadikan pupuk dengan cara fermentasi, untuk pertanian yang mereka miliki. Terdapat juga kolam pengembangbiakan ikan yang terdiri dari ikan mas, nila, lele, bahkan lobster biru dengan umur yang beragam. Beberapa kolam ikan ini ditempatkan dibawah pertanian hidroponik mereka, dengan tujuan menambah suplai hara dari kotoran ikan yang dikeluarkan, dan ini termasuk dalam pendekatan SDGs No 8 mengenai pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi melalui pelatihan BBPPMDDTT.

  • Bhumi Merapi

            Destinasi kedua merupakan kawasan agrowisata di daerah Sleman, Yogyakarta yang menawarkan berbagai flora dan fauna yang menarik dan menambah wawasan mahasiswa. Di kawasan Bhumi Merapi, kita dapat berinteraksi langsung dengan binatang dan tanaman yang ditampilkan. Mulai dari kucing, kura-kura, burung, reptil, katak, dan berbagai binatang lain dengan beragam jenis menampilkan keunikannya tersendiri. Binatang dan tanaman ini dirawat demi menambah wawasan pengunjung yang datang, hal ini sejalan dengan SDGs No 15 mengenai menjaga ekosistem darat. Setiap titik di Bhumi merapi merupakan spot foto yang Instagram-able, lengkap dengan bangunan kastil berwarna yang khas akan gaya eropa. Ini merupakan destinasi yang cocok bagi seorang pecinta alam.

Salah satu jenis kucing di Bhumi Merapi. dokpri

 

  • Pusat Inovasi dan Agroteknologi (PIAT UGM)

            Kunjungan di hari Jumat pagi adalah PIAT UGM. PIAT UGM merupakan pusat penelitian dan inovasi teknologi pertanian yang dikembangkan oleh mahasiswa dan peneliti Fakultas Pertanian UGM. Tujuan dari kunjungan ini adalah diharapkan mahasiswa mendapatkan wawasan mengenai tantangan dan potensi dalam teknologi pertanian modern. Berbagai macam teknologi pertanian yang mereka punya sangat sesuai dengan pendekatan SDGs No. 12 mengenai konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab.

            Hal pertama yang mereka perlihatkan adalah produk pasca panen milik PIAT UGM. Produk mereka beragam mulai dari wedang uwuh, gilegrass (ginger lemongrass), singkongku, es krim, getukku, stickie, rosegar, dan markisweet. Kami diajak ke lab penelitian produk mereka, selain itu merekan menunjukan teknik pengemasan dan pemasaran produk yang mereka miliki. Selanjutnya kami dibawa menuju Shed Storage atau tempat merekayasa genetika, dengan salah satu hasil rekayasa unggulannya padi gamagora 7. Setelahnya, kami diajak menuju peternakan sapi mereka yang terkonfigurasi dengan sistem biogas. Kami juga diajak melihat Ruang Inovasi Daur Ulang (RinDU). Di dalamnya terdapat pengolahan sampah organik untuk budidaya maggot (BSF), pengolahan komos organik, dan pengolahan limbah masker dan tutup botol yang dibuat menjadi kerajinan tangan dalam bentuk gelas, vas bunga dan lainnya.

Biokonversi sampah organik oleh Maggot. dokpri

Di penghujung perjalanan, kami mengunjungi daerah wisata Pantai Sadranan di daerah Gunung Kidul, Yogyakarta. Setibanya kami di bibir pantai, kami disuguhkan dengan riuhnya ombak yang datang, tak jarang kami menemukan ikan yang berlompatan, serta momen pantai ketika menjelang sore menambah pesona dari Pantai Sadranan itu sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline