Gagal lulus seleksi perguruan tinggi yang kita inginkan memang menjadi sebuah kekecewaan. Perasaan yang pertama kali muncul saat mengetahui bahwa gagal masuk perguruan tinggi adalah rasa kecewa dan benci kepada diri sendiri. Padahal, kegagalan adalah pelajaran yang paling berharga dalam kehidupan. Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, dengan kegagalan kemarin kita menjadi lebih kuat dan memiliki kesempatan untuk belajar dimana letak kesalahan kita. Jadikan kegagalan sebagai perjalanan menuju kesuksesan.
Lalu bagaimana sudut pandang aliran ilmu kalam mengenai kegagalan lulus seleksi perguruan tinggi?
Dalam ilmu kalam banyak aliran yang berbeda dari segi pemahaman qada dan qadhar manusia. Ada yang beranggapan semua yang terjadi adalah kehendak Allah swt. Namun, ada juga yang beranggapan bahwa semua yang terjadi karena usaha manusia itu sendiri. Aliran ini disebut juga dengan aliran qadariyah dan jabariyah.
Qadariyah berasal dari Bahasa arab 'qadara' yang artinya kuasa atau mampu. Sedangkan menurut istilah, qadariyah adalah kelompok yang menolak ketetapan Allah SWT. Yakni kelompok yang tidak percaya adanya ketetapan tuhan terhadap segala perkara atau urusan manusia. Jadi adanya kegagalan lulus seleksi perguruan tinggi menurut aliran qadariyah yaitu karena kurangnya atau belum maksimalnya doa dan usaha yang kita lakukan.
Sedangkan, jabariyah berasal dari bahasa arab 'jabara' yang artinya memaksa dan mengharuskan melakukan sesuatu. Menurut aliran jabariyah manusia tidak mempunyai kebebasan dalam menentukan kehendak dan perbuatannnya. Jadi adanya kegagalan lulus seleksi perguruan tinggi menurut aliran jabariyah adalah kehendak tuhan. Apabila takdir tuhan berkata gagal maka seberapa besar usaha yang kita lakukan, hasilnya yaitu kegagalan. Begitu pula sebaliknya, apabila takdir tuhan berkata berhasil maka seberapa kecil usaha kita pasti akan berhasil lulus seleksi perguruan tinggi.
