Lihat ke Halaman Asli

Tantangan Kuliah Daring di Masa Pandemi Covid-19

Diperbarui: 28 Juni 2021   06:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada saat pertengahan bulan maret tahun 2020, negara kami dihebohkan oleh berita munculnya sebuah virus mematikan bernama coronavirus disease atau covid-19. Hanya dalam waktu beberapa minggu virus tersebut mulai menyebar hampir diseluruh daerah di Indonesia. Tak hanya di negara kami, namun diseluruh dunia terkena dampak dari virus mematikan tersebut.

Munculnya covid-19 ini mengubah banyak hal, seperti pekerjaan, sekolah, ekonomi, kesehatan, aktifitas sehari-hari, bahkan tuntutan untuk menggunakan masker setiap keluar rumah. Banyak masyarakat Indonesia yang terpaksa harus di-PHK sehingga tidak memiliki pekerjaan dan penghasilan, selain itu kegiatan belajar mengajar sempat diliburkan dalam waktu yang cukup lama.

Setelah diliburkan akhirnya kegiatan belajar mengajar kembali dilaksanakan dengan media online atau daring. Kuliah secara daring biasanya dilakukan menggunakan zoom meeting, google meet, dan e-learning. Kuliah dengan media online ternyata tidak semudah yang dibayangkan, kami para mahasiswa harus pintar dalam membagi waktu dan memfokuskan pikiran pada saat kuliah daring.

Adapun perbedaan antara kuliah yang dilaksanakan offline atau langsung di kampus seperti biasanya dengan kuliah dirumah saja membuat saya harus menyesuaikan diri dengan kondisi saat ini, menyesuaikan diri memang tak mudah dan saya juga menemukan beberapa kendala pada awal kuliah daring.

Kendala pada saat kuliah daring seperti kurangnya penjelasan materi yang diberikan oleh dosen karena terbatasnya media yang digunakan serta sebagian dosen lebih sering membagikan materi di e-learning atau rekaman video saja, tidak leluasa ketika ingin mengajukan pertanyaan, dan praktikum hanya dengan menonton video atau mengerjakan tugas tanpa mempraktikkan langsung sehingga saya merasa kurang pada saat praktikum apalagi saat ini sudah memasuki semester 4.

Kampus Universitas Aisyiyah Yogyakarta sebenarnya sudah tiga kali melakukan praktikum secara offline dengan menyatukan beberapa materi praktikum sehingga mengurangi kontak secara langsung terlalu sering dan melakukan “Genose” sebelum praktikum dilaksanakan agar lebih aman. Saya lebih menikmati ketika melaksanakan praktikum secara offline karena dapat mempraktikkan langsung sehingga lebih memahami materi yang dipraktikkan dan lebih mudah dalam membuat pembahasan maupun kesimpulan berdasarkan kendala atau masalah yang terjadi pada saat melaksanakan praktikum. Sebenarnya, kuliah daring ini juga memiliki keuntungan karena lebih fleksibel dan dapat dilaksanakan dimana pun, namun dibalik keuntungan tersebut banyak juga mahasiswa mengeluhkan kurang paham pada materi yang diberikan, dan banyaknya tugas teori maupun praktikum yang diberikan hingga menumpuk dengan deadline yang hampir bersamaan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline