Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu (20/1/2021) pagi pergi dari Gedung Putih menggunakan helikopter Marine One dengan meninggalkan kekacauan.
Selama empat tahun dirinya berkuasa, Trump meninggalkan kekacauan, kerusuhan, serta memecah-belah bangsa.
Trump melepas jabatan dengan meninggalkan catatan kelam di ‘Negeri Paman Sam’. Ia dua kali dimakzulkan, jutaan rakyatnya menjadi pengangguran, serta 400.000 orang meninggal akibat virus corona.
Jumlah kematian itu merupakan yang terbesar di sebuah negara. Belum lagi sejumlah besar anggota Partai Republik di bawah naungannya telah kehilangan tempat di Kongres.
Namun, hal yang paling akan membuatnya dikenang adalah sebagai provokator penyulut kerusuhan di Gedung Capitol Hill yang menewaskan lima orang, termasuk seorang polisi, pada 6 Januari lalu.
Penyerbuan yang dlakukan para pendukung Trump ke gedung Senat itu telah menghantui serta membuat banyak warga AS terperanjat kaget dan syok.
Lebih lanjut, Trump juga akan dikenal sebagai presiden pertama yang memboikot pelantikan penerusnya, sembari terus meneriakkan kecurangan dalam Pemilu yang ia sebut merugikan dirinya.
Seruan-seruan kecurangan Pemilu yang digaungkan Trump itu tak terbukti. Dan sejumlah besar pejabat tinggi dari Partai Republik serta anggota pemerintahannya sendiri telah jelas-jelas menolak klaim Trump itu.
Namun tetap saja, secara simbolis presiden 74 tahun itu bersikukuh menolak tradisi untuk memuluskan transisi kekuasaan. Ia juga tak mau mengundang Joe Biden berbincang tentang alih kekuasaan.
Trump tak akan menghadiri pelantikan Biden dan wakilnya, Kamala Harris. Di hari perayaan itu ia telah tiba di resor pribadinya di Mar-a-Lago, Florida, sembari menanti ketidakpastian.