Lihat ke Halaman Asli

Aldi Nur Sopian

Lulusan Public Relations

Sinopsis Gadis Kretek: Cinta, Mimpi, dan Rokok

Diperbarui: 20 November 2023   20:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Netflix

Sinopsis Gadis Kretek: Cinta, Mimpi dan Rokok

Gadis Kretek, mahakarya yang sedang mendebarkan di jagat hiburan masyakarat. Tidak hanya karena ceritanya yang menggugah jiwa dengan nilai-nilai mendalam, tetapi juga karena dihiasi oleh deretan bintang papan atas yang menghiasi layar kaca. Menjadi sorotan utama, sinar kehebatan Gadis Kretek semakin pada puncaknya di bulan November 2023 ini.

Serial ini pertama kali muncul di Netflix pada Kamis (2/11/2023), Gadis Kretek bukan sekadar serial biasa, melainkan sebuah sinematografi yang menciptakan gelombang pertama serial original Netflix di Indonesia, mencatat sejarah baru dalam keberanian eksplorasi budaya dan narasi lokal yang mendalam. Inilah series yang menawarkan konsep unik, mengejutkan, menggetarkan, dramatis dan membawa kita pada perjalanan waktu yang tak terlupakan.

Gadis Kretek merupakan sebuah karya sastra novel yang lahir dari hasil pena Ratih Kumala pada tahun 2012, merilis ledakan keajaiban di dunia penerbitan melalui persembahan Gramedia Pustaka Utama. Seperti fajar yang memancarkan cahaya keemasan, melanglang buana dengan gemerlapnya sebagai salah satu dari sepuluh masterpiece yang dirayakan dalam gemerlap penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa pada tahun yang sama. Gadis Kretek bukan sekadar novel, tetapi sebuah karya luar biasa mind blowing yang menawarkan konsep unik antara lembaran-lembaran masa lalu dan masa kini tentang Tingwe “Linting Dewe” yang dibalut dengan romansa klasik dan misteri tragedi masa itu di Indonesia.

Gadis Kretek  merupakan sebuah perjalanan waktu yang erat dengan Kultur, Keluarga, Cinta, Mimpi dan Rokok. Series Gadis Kretek dengan 5 episode tersebut, kita diundang untuk menyusuri masa lalu Indonesia, khususnya merasakan getaran pergerakan pabrik kretek pada era keemasannya di tahun 1960-an. Setiap episodenya seperti pintu gerbang menuju dunia yang hilang, dihidupkan kembali dengan petualangan kata-kata dalam selembaran kertas antik yang begitu intens, menghidupkan sejarah yang terpendam dalam hiruk pikuk yang tak terelakan.

Kehebatan Gadis Kretek tak berhenti di sana, karena kisahnya merambah ke dunia visual lewat adaptasi luar biasa menjadi serial web dengan judul yang sama. Kamila Andini dan Ifa Isfansyah, dua maestro seni visual, memindahkan keajaiban kata-kata ke layar dengan begitu anggun dan memukau. Netflix menjadi panggung megah tempat kisah ini tampil sebagai serial orisinal pertama di Indonesia pada tahun 2023, menandai puncak kegemilangan Gadis Kretek yang merambah lebih jauh melampaui batas-batas karya sastra.

Sinopsis Series Gadis Kretek

Gadis Kretek menggambarkan dua zaman yang penuh misteri. Di satu sisi, kita disajikan pemandangan megah era modern, di mana Lebas (Arya Saloka), seorang anak dengan hati setia, berdiri teguh di samping ayahnya atau diawal series disebut dengan “Romo” yang sedang rawat inap akibat kondisinya yang kritis. Tak sekadar keluarga biasa, ayah Lebas, Soeraja, adalah tokoh besar di sebuah bisnis kretek Djagad Raja (DR) yang telah melanglang buana sejak tahun 90 an. Kejayaan keluarga besar ini tak hanya mencerminkan prestise yang megah, tapi juga sebagai tonggak sejarah industri kretek di Indonesia.

Kisah ini dilanjutkan saat Soeraja yang sedang dalam keadaan yang lemah tak berdaya, tiba-tiba bangkit dan memanggil nama 'Jeng Yah' berulang kali. Lebas, dalam kebimbangan yang mendalam, merasa keanehan ini menjadi panggilan tak terjawab yang menggetarkan batinnya. Namun, perhatian Lebas terabaikan oleh keluarganya yang sibuk dengan urusan bisnis dan kepentingan pribadi, menganggapnya sebagai delusi anak bungsu yang tak perlu dihiraukan.

Pencarian Lebas untuk mengungkap misteri di balik teriakan ayahnya membuka pintu ke masa lalu yang dulu berkisar di sekitar industri kretek di Kota M. Dengan begitu halusnya, narasi Gadis Kretek melalui selembaran kertas antik robek dan meluncur ke masa silam di mana perusahaan besar, dipegang oleh juragan kretek lokal bernama Idrus Muria (Rukman Rosadi). Idrus menguasai penuh industri kretek dengan kegemilangan. Di antara kepemilikan dan kekuasaan, terdapat dua anak cantik, yaitu Dasiyah (Dian Sastrowardoyo) dan Rukayah (Tissa Biani) yang terlibat dalam romansa cinta, mimpi dan rokok.

Dalam kisah yang melingkupi pada kehidupan Dasiyah disana. Statusnya yaitu sebagai anak perempuan sulung yang belum menemukan jodoh. Namun hal tersebut menjadi unsur kunci yang mendorongnya ke romansa dan drama di pabrik kretek ayahnya. Keahlian Dasiyah dalam memilih tembakau terbaik dan mimpinya yang tak kenal lelah untuk menciptakan saus kretek, bukan semata-mata impian biasa. Namun ironi, budaya patriarki yang kental pada masa itu mencermikan sebuah diskriminasi pada wanita, yang dimana merampas mimpi Dasiyah untuk menjadi peracik saus kretek. Kemampuan Dasiyah dipandang sebelah mata karena ia adalah seorang perempuan.

Pada suatu hari, ayah Dasiyah mengundang seorang pemuda terlantar bernama Soeraja (Ario Bayu) untuk bergabung dan bekerja di perusahaannya. Kecepatan dan kecerdasan belajar Soeraja dengan cepat memikat hati Dasiyah. Dasiyah memperkenalkan saus kretek buatannya kepada Soeraja, yang kemudian dihargai oleh pemuda itu. Sebaliknya, Soeraja juga belajar meracik rokok dari Dasiyah. Momen Soeraja yang tanpa pamrih membantu Dasiyah untuk merealisasikan mimpinya menjadi kunci kebahagiaan Dasiyah dalam menemukan cinta dan rokok.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline