Lihat ke Halaman Asli

Gemericik Air Mata-ku

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gemericik Air Mata-ku


Saat kau tak disini
Tanpa hadir-mu disisi
Kurasakan luka di hati
Semilir resah menergapi


Jam dinding bergerak lamban
Mengayuh seakan penuh beban
Pembaringan sepi kian melekat
Mencoba merubah aroma bunga


Rembulan terlihat sedih
Seakan bumi berhenti berputar
Bintang enggan tersenyum
Seperti merasakan keluh kesah


Gemericik air mata pun
Mengalir tiada henti
Merasuk dalam benak dihati
Dan tak mau pergi


Cinta tak pernah berhenti mencari
Meskipun kau telah menemukan sejati
Di dunia tiadalah yang sempurna
Karena itulah maksud lahirnya sang Cinta


Siapa jua mampu berkata
Dan siapa jua mampu bercinta
Namun perlakuannya tak mampu gambarkan cinta
Karena cinta misteri besar di luar kepala manusia


Tema : Manusia dan Cinta kasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline