Lihat ke Halaman Asli

Alat Penabur Pupuk KKN Untag Surabaya Solusi Cerdas untuk Pertanian Berkelanjutan di Desa Gumeng

Diperbarui: 17 Juli 2024   21:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lahan Pertanian/dokpri

Pertanian sebagai sektor utama di Indonesia terus mengalami perkembangan dengan adanya berbagai inovasi teknologi. Salah satu inovasi terbaru datang dari Mahasiswa KKN Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (Untag Surabaya) Kelompok R1, yang berhasil menciptakan Alat Penabur Pupuk yang revolusioner. 

Inovasi ini diimplementasikan dengan sukses di Desa Gumeng, Mojokerto, dengan tujuan meningkatkan produktivitas pertanian secara efisien dan berkelanjutan.

Pupuk merupakan salah satu faktor krusial dalam meningkatkan hasil pertanian. Namun, pengaplikasiannya secara merata dan efisien sering menjadi tantangan bagi petani. Alat Penabur Pupuk yang dikembangkan oleh mahasiswa KKN Untag Surabaya Kelompok R1 Sub kelompok 6 ini hadir sebagai solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Dengan desain yang canggih dan mudah digunakan, alat ini mampu menyebarkan pupuk dengan distribusi yang merata dan sesuai, meningkatkan efisiensi dan produktivitas tanaman secara signifikan.

Perakitan alat penabur pupuk/dokpri

Melalui kolaborasi dengan petani setempat, mahasiswa KKN sub kelompok 6 berhasil menguji coba alat ini dalam berbagai kondisi lapangan. Hasilnya, penggunaan alat penabur pupuk ini tidak hanya meningkatkan hasil panen secara keseluruhan tetapi juga mengurangi pemborosan pupuk, sehingga menguntungkan secara ekonomi bagi petani.

Dari hasil survey yang dilakukan oleh kelompok KKN R1 khususnya sub kelompok 6 bahwa beberapa permasalahan yang dihadapi oleh petani terkait penggunaan pupuk dalam pertanian mereka. Survei ini dilakukan untuk mengetahui pendapat dan pengalaman langsung dari para petani, serta untuk mengevaluasi dampak dari penggunaan Alat Penabur Pupuk yang baru dikembangkan oleh Mahasiswa KKN Untag Surabaya R1 sub kelompok 6.

kolaborasi dengan mitra/dokpri

Mayoritas petani menyatakan bahwa penggunaan pupuk merupakan bagian integral dari praktik pertanian mereka. Namun, mereka juga mengakui bahwa distribusi pupuk yang merata sering menjadi tantangan utama. Sebagian besar petani mengeluhkan pemborosan pupuk dan biaya tambahan yang dikeluarkan untuk memperoleh hasil yang optimal.

Penulis: Aldinoaufanda Yogi Pratama

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline