Lihat ke Halaman Asli

Aldian Kurnia

Geography Teacher

Balada Hidup di Kala Pandemi

Diperbarui: 19 September 2020   06:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tidak ada yang berbeda dari catatanku di hari kemarin.
Begitu juga dengan langkah ku yang masih sama di hari kemarin.
Waktu terasa berjalan lebih cepat, seolah surya telah enggan menemani siangku.
Entah mungkin karena diri ku yang telah mengalah pada waktu.

Apakah Tuhan telah menunjukan kuasanya?
Untuk membungkam kesombongan manusia.
Coba kau perhatikan tanda tanya itu.
Dan temukan petunjuk tuk mengenali hidupmu.

Lihatlah keluar, ke arah tuhan menciptakan makhluknya.
Tiadakah kau sadar, mereka pulih kembali ke fitrahnya.
Mungkin mereka tahu, manusia telah terkurung  di dalam ketakutannya.
Atau memang seperti inilah cara dunia menyembuhkan dirinya.

Mungkinkah ini hukuman atas segala dosa dari perbuatan kami.
Dengan Kau biarkan kami hidup saling mencurigai.
Ataukah ini cara Mu, tuk menanamkan kembali rasa saling peduli.
Semua atas kehendak Mu, karna Kau yang maha mengetahui.

Bagaikan debu yang terhembus angin malam.
Tiada yang tahu dimana kau bersemayam.
Jadilah kami burung yang terkurung di dalam sangkar.
Yang menangis merdu dengan hati yang terasa gusar.

Kini semua berdoa untuk menutup lembar pilu.
Mencoba bangkit berbenah dari keburukan lalu.
Melanjutkan mimpi yang sempat terhenti.
Membiarkan waktu mengobati gelisah dihati.

Semoga tuhan tidak kembali menghukum kami.
Berbekal buramnya dosa atas kelakuan yang ternodai.
Ku berharap alampun masih mau menginsafi kami.
Yang selalu keji menutup mata tuk saling menyakiti.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline