Lihat ke Halaman Asli

Aldi Kusuma

Aktivis sosial

Minimnya Sarana dan Prasarana Pendidikan Menentukan Cita-cita Anak Bangsa

Diperbarui: 9 Juni 2020   22:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruangan kelas yang tidak memadai | dokpri

Pandeglang- Potret buram pendidikan di tanah air menjadi masalah paling serius yang dialami bangsa ini.

Kurangnya tenaga pendidikan hingga kurangnya sarana dan prasarana penunjang proses pembelajaran khusus di daerah terpencil.

Tempat untuk mencari ilmu didaerah terpencil sangatlah jauh dari kata layak untuk dipakai.

Para siswa harus berhimpitan didalam kelas karena terbatasnya gedung kelas, kemudian bangunan kelas yang terbuat dari kayu yang mulai rapuh karena faktor usia atap sekolah yang mulai rusak, panas kepanasan dan ketika hujan terjadi kebocoran sehingga para siswa terpaksa tidak belajar.

Dari sekolah yang saya temui fasilitas perpustakaan pun sangatlah terbatas, sehingga bahan bacaan mereka sangat kurang, tidak heran masih menemui banyak anak kelas 3 bahkan kelas 5 yang kesulitan dalam membaca, selain itu guru yang jarang masuk juga menjadi hal yang biasa bagi anak-anak. Hal yang wajar melihat anak-anak yang sudah datang dari pagi hari dan ketika tiba di sekolah mereka hanyalah duduk dan bermain sambil menunggu bel waktu pulang sekolah berbunyi.

Seperti yang penulis ceritakan masalah pendidikan di tanah air menjadi masalah yang terbesar ditambah lagi dengan adanya wabah virus covid19. Selama pandemi covid19 siswa tingkat sekolah dasar di pelosok pandeglang tidaklah belajar beda seperti Sekolah-sekolah di perkotaan yang lengkap akan kemajuan teknologi dan transfer informasi yang mudah, dana mencukupi, SDM yang memadai tentu dapat dengan mudah mencapai standar yang telah ditetapkan. 

Kondisi ini berbeda dengan daerah-daerah tertinggal seperti Pandeglang. Banyak sekolah yang tidak memiliki gedung layak, dana terhambat, fasilitas penunjang pendidikan seperti buku yang tidak tersedia, SDM yang seadanya serta ketiadaan informasi dan teknologi menghambat segala proses pembelajaran namun mereka tetap dituntut untuk mencapai standar nasional yang telah ditetapkan.

Ruangan kelas yang tidak memadai | dokpri

Meskipun dihadapkan dengan hambatan yang begitu besar, murid-murid sekolah dasar dipandeglang memiliki motivasi yang tinggi untuk bersekolah. 

Mereka mempunyai mimpi, sama seperti kita. Mereka ingin menjadi guru, pendeta, presiden, dokter, pilot, tentara,polisi dan profesi-profesi mulia lainnya. Namun, untuk mewujudkan mimpi anak-anak tersebut, diperlukan campur tangan pemerintah daerah dan pusat untuk memastikan bahwa mereka dapat belajar dengan baik.

Saya melihat bahwa permasalahan terbesar dari pelaksanaan pendidikan di Pandeglang adalah kebingungan guru-guru dalam penerapan kurikulum yang baru serta rendahnya ketersediaan fasilitas pendukung dalam proses belajar mengajar di daerah. 

Perubahan kurikulum itu baik, jika seluruh guru mengerti dan paham bagaimana cara menyampaikannya. Namun, masih banyak guru yang belum berhasil mengimplementasikan kurikulum dengan baik dan benar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline