Lihat ke Halaman Asli

Aldie Alfiyan

mahasiswa

KKN BTV 3 UNEJ Pengembangan UMKM Bumbu Pecel Melalui Penerapan Digital Marketing dalam Menghadapi Pandemi

Diperbarui: 29 Agustus 2021   21:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Kecamatan Panji merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Situbondo. Kecamatan Panji memiliki jumlah penduduk sebanyak 66.926 jiwa dengan luas wilayah sebesar 35,7 km2. Kecamatan Panji merupakan wilayah dengan kepadatan tertinggi di Kabupaten Situbondo yang mencapai 1.875 jiwa per kilometer. 

Hal tersebut terjadi karena Kecamatan Panji merupakan pusat kota dan perekonomian di Kabupaten Situbondo. Penduduk Kecataman Panji mayoritas bermata pencaharian sebagai petani, pedagang, karyawan swasta dan pegawai negeri sipil.

Dengan adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat, menyebabkan aktivitas ekonomi tidak dapat berjalan secara stabil. Salah satu UMKM terdampak COVID-19 yaitu usaha produksi Bumbu Pecel Kinanti milik bapak Busar yang terletak di RT 04 RW 17 kelurahan Mimbaan, Kecamatan Panji. 

Selama pandemi pendapatan yang diterima oleh bapak Busar mengalami penurunan yang signifikan. Hal tersebut terjadi karena selama ini bapak Busar hanya menjual produknya secara tradisional, yaitu menjual ke pedagang sayur dan menjual ke tetangga sekitar.

Permasalahan utama yang dihadapi bapak Busar adalah jangkauan pasar yang sangat minim. Hal ini terjadi karena bapak Busar masih belum paham tentang pemasaran secara digital. Berdasarkan permasalahan tersebut saya Aldie Alfiyan Andriyansah Mahasiswa Universitas Jember dalam kegiatan KKN Back To Village III akan membantu pemilik usaha untuk mengenalkan sistem pemasaran secara digital (Online), dan membuatkan logo atau branding pada usaha bumbu pecel agar menarik pembeli serta memperluas jangkauan pasar.

Program pertama yang saya kerjakan adalah melakukan sosialisasi pengenalan pentingnya branding pada suatu usaha. Sosialisasi tersebut bertujuan agar pemilik usaha dapat memahami tentang pentingnya branding pada usaha yang dibangun. Kemudian, dilanjutkan dengan pembuatan logo yang bertujuan agar produk memiliki tampilan menarik dan membangun citra usaha agar terlihat professional.

Program selanjutnya adalah pengenalan jenis media sosial berserta fitur-fitur yang ada didalamnya, yang dilanjutkan dengan pendampingan pembuatan akun social media dan e-commerce. Platform yang digunakan yaitu Instagram, facebook dan Shopee. Dengan adanya platform-platform tersebut diharapkan dapat memudahkan pelanggan untuk berkomunikasi dengan pemilik usaha serta meningkatkan pengetahuan tentang produk Bumbu Pecel Kinanti.

Melalui program-program diatas diharapkan dapat membantu usaha milik bapak Busar berkembang dan memperluas jangkauan pasar sehingga meningkatkan pendapatan/omzet penjualan di masa pandemi seperti ini. (Aldie Alfiyan Andriyansah/KKN69/Ns. Ana Istiandini, M. Kep)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline