Lihat ke Halaman Asli

Takdir

Diperbarui: 13 Januari 2016   18:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terkadang  kami sempat ingin marah kepada Sang Pencipta kehidupan karna kenapa kami harus terlahir kedunia  sebagai pengguna atau pecandu narkoba dinegeri  ini. Sebab ketika kami masih kecil maka kami tidak punya niat atau berkeinginan ataupun mempunyai cita cita untuk menjadi seorang pecandu narkoba bahkan bermimpi untuk mencadi pecandupun tidak pernah kami alami semasa kami kecil dahulu. Cita cita kami semasa kecil adalah sama dengan kalian semua yaitu ingin jadi presiden, dokter atupun pilot.

                TUHAN...!!!

                Mengapa kami diciptakan dan terlahir berbeda dengan mereka yang normal sehingga mereka bisa mewujudkan semua impian mereka menjadi suatu kenyataan serta mereka diberikan kesempatan tuk bisa meraih angan, cita, cinta dan harapan sebagai seorang anak manusia didalam kehidupan yang mereka jalani.

                Dan kenapa pula kami harus terlahir dinegeri yang dzalim ini, yang mayoritas penduduknya itu adalah orang orang munafik dan tidak mencintai TUHAN yang telah menciptakan mereka sebab : “ MANUSIA YANG MEMBENCI MANUSIA CIPTAAN TUHAN LAINNYA ADALAH TERMASUK KEDALAM GOLONGAN ORANG ORANG YANG TIDAK MENCINTAI ATAU MEMBENCI TUHANNYA SENDIRI “ .

                Semua orang dinegeri ini sangat membenci narkoba sehingga besarnya rasa kebencian mereka telah membutakan mata hati dan hati nurani mereka sehingga mereka tidak lagi menggunakan akal sehat dan pikiran mereka lagi. Begitu teramat besar rasa kebencian mereka terhadap narkoba sehingga mereka dzalim dan berlaku tidak adil kepada pelaku kejahatan narkoba.  Mereka memukul rata dan menghukum rata bagi siapapun yang terlibat dengan narkoba. Rosullallah pernah bersabda : “ JANGAN KARNA KEBENCIANMU KEPADA SESEORANG SEHINGGA KAMU BERLAKU TIDAK ADIL BAHKAN DZALIM KEPADA ORANG TERSEBUT

                Maka kami kamilah yang dirugikan akan hal tersebut, karna kami bukan pelaku kejahatan dan justru sebaliknya jika kami ini adalah ANAK ANAK BANGSA KORBAN NARKOBA (ANACONDA).           Kami bukan bandar dan kami bukan pula TERORIST yang menjadi ancaman dan meresahkan rakyat negeri ini. Bahkan kamipun bukan KORUPTOR yang membuat rakyat dinegeri miskin ini menjadi hidup sangat susah dan menderita atau hidup dibawah garis kemiskinan.

                Kami adalah generasi penerus dari negara ini yang sedang tersesat dan kehilangan arah didalam menjalani kehidupan kami. Tapi na’as bagi kami karna semua orang yang hidup dinegeri dzalim ini sangat membenci kami dan tidak pernah mau memberi kami satu kesempatan untuk kami bisa kembali kejalan yang benar sehingga kamipun bisa hidup normal dan bersaing dengan orang yang normal dalam meraih angan, cita, cinta dan harapan kami serta mewujudkan semua impian kami menjadi suatu kenyataan yang indah tuk kami jalani. Tidak seperti sekarang ini karna yang kami jalani saat ini adalah kenyataan yang sangat pahit dan sangat getir.

                Kami diperlakukan dinegeri ini bukan sebagai manusia yang beradab, akan tetapi kami diperlakukan sangat biadab. Kami dianggap bukan lagi sebagai makhluk ciptaan tuhan yang paling sempurna di alam semesta ini, yang harus dikasihi, disayangi, serta diberi nasehat dan dibimbing agar kami sadar dengan semua kesalahan kami sebagai seorang pengguna/pecandu narkoba (ANACONDA).

                Sebaliknya kami dianggap sampah yang sudah mengeluarkan bau busuk dan harus segera dibuang ke TPA (tempat pembuangan akhir) atau dibakar saja sekalian agar sehingga aroma bau busuk dari sampah tersebut tidak akan mengganggu rakyat dinegeri ini lagi.

                Dan itu artinya :

  • Kami harus dibina dan bukan harus dibimbing.
  • Kami harus dipenjara dan bukan harus direhabilitasi.
  • Kami harus dimusnahkan dan bukan harus diberi kesempatan kedua sebagai mana TUHAN sering kali memberi kalian kesempatan untuk bertaubat jika kalian melakukan suatu dosa/kesalahan.

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline