Lihat ke Halaman Asli

Suratku Buat Wakil Rakyat

Diperbarui: 7 Juli 2015   04:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1428385193963288388

Beginikah cara negara NKRI memperlakukan anak manusia?. Ada salah satu family saya yang dihukum melebihi batas kemanusiaan. Memang saya tahu sekali bagaimana masyarakat kita sangat membenci narkoba sampai kalian menstigma jika kejahatan narkoba adalah kejahatan no 1 paling berbahaya. Coba gunakan logika dan akal pikiran Kalian yang masih waras. Apalagi bagi kalian yang keluarganya tidak ada yang menjadi korban kejahatan narkotika. Lalu apa alasan kalian ikut ikutan membenci narkoba?. Apa karna merusak generasi bangsa.? Apa benar kalian perduli dengan nasib generasi bangsa ini?. Sementara yang kalian(koruptor) lakukan adalah berlomba lomba menguras kekayaan negeri ini agar para generasi berikutnya menjadi terlantar dan miskin akibat dampak perbuatan kalian?. Dan untuk kalian yang keluarganya menjadi korban narkotika maka Otak kalian sudah dicuci untuk melimpahkan kesalahan kalian kepada orang lain. Tanyalah pada diri sendiri sebelum menyalahkan orang lain. 1. Apakah sudah benar cara kalian mendidik anak anak kalian?. 2. Apakah sudah kalian beritahukan mana hal buruk dan hal yang benar?. 3. Apakah sudah anda kenalkan anak anda kepada sang pemilik kehidupan ini.? 4Apakah kasih dan sayang serta perhatian anda kepada anak anda Sudah diberikan sesuai dosis yang diperlukan oleh anak anda?. Menurut survey bahwa 90%  korban narkotika adalah orang orang yang mempunyai masalah dalam keluarganya. Kurang perhatian orang tua. Buktinya lihat tetangga kanan kiri anda. Lalu tanyakan kenapa hanya anak anda saja yang jadi korban narkotika?. Kenapa anak bapak hakim suprapto tidak?. Atau anak IBU nuraeni pegawai kejaksaan pun tidak menjadi korban narkotika. Semua adalah kembali dari cara orang tua mendidik anak mereka. Karna anak sesungguhnya membutuhkan kasih sayang dan arahan dari keluarganya. Dan bukan hanya dicukupi soal materinya saja. Jika ingin bijak seharusnya pemerintah perang terhadap narkoba adalah dengan gencarnya memberi penyuluhan kepada tiap keluarga dengan menggunakan iklan di media masa atau media ekektronik agar para orang tua lebih memperhatikan anak anaknya dari bahaya narkotika, Dari pada merehabilitasi bandarnya  kemudian menghukum mati kurirnya  dan menyiksa mati para korban penyalah-gunaan narkotika Lebih efektif dengan cara memberi kesadaran para orang tua tentang mendidik anak anak mereka sebagai gerbang pertama antisipsi msuknya narkoba dalam rumah mereka. Disamping itu banyak pula manfaat yang lain jika orng tua memberi perhatian yang lebih kepada annk nk mereka. Karna kejahatan bukan hanya narkoba semata masih banyak kejahatan lain yang ga kalah dari narkoba seperti terrorist dan menjadi bega atau rampok rakyat miskin(koruptor). Silahkan pilih mau berperang dengan cara apa? Cara damai yaitu penyuluhan kekeluarga atau dengan cara extreme dan radikal yang menimbulkan korban jiwa melayang?? Karna narkoba ga akan mungkin bisa hilang dari bumi pertiwi. Sama halnya dengan koruptor. Sebab mencari uang dengan jumlah besar dan waktu singkat  dinegeri ini hanya ada 2 cara. Yaitu korupsi dan bandar narkoba. Jika pejabat yang mendapat tempat basah mungkin dia bisa korupsi. Tetapi bagi mereka ditempat kering lalu ada peluang karna ada narkoba dengan harga jual tinggi dan banyak peminatnya. maka mereka berfikir lebih baik dijual kembali hasil tangkapan kemarin dari pada sia sia dan mubazier jika  dimusnahkan.(public secret). He he. Itulah sebabnya menghukum mati bukan cara terbaik karna terbukti masih ada aja ditangkap narkoba dalam jumlah fantastis jauh lebih banyak dari tangkapan kemarin. Karna perang terhadap narkoba yang sudah terlanjur salah sasaran dan mengakibatkan banyak jatuh korban juga dari mereka yang sebenarnya hanyalah pemakai atau korban narkotika. Wassalam Hadi Junaedi, S.Kom, M.Si. Aktivis Ham dan kemanusian.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline