Lihat ke Halaman Asli

Aldianza Fatria

Mahasiswa S1 Ilmu Pemerintahan Universitas Diponegoro

"Norwegian Wood": Kehidupan Aneh, Romansanya Lebih Aneh Lagi!

Diperbarui: 25 Mei 2020   23:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumen pribadi

"Sekarang kamu di mana?" Midori bertanya lembut

Sekarang aku berada di mana? Sambil [Watanabe] tetap memegang gagang telepon, aku mengangkat muka, dan menebarkan pandangan ke sekeliling. Aku sekarang berada di mana? Tapi aku tidak tahu dimana itu. Juga tidak bisa mengira-ngiranya.  Sebenarnya di manakah aku ini? Yang tampak di mataku hanya sosok tubuh orang-orang yang tidak terhitung banyaknya sedang berjalan entah menuju ke mana. Aku terus memanggil-manggil Midori dari tengah-tengah tempat entah di mana.

Bahasan buku kali ini adalah mengenai buku yang ditulis dari Haruki Murakami yang berjudul Norwegian Wood yang terbit pada tahun 1987 dengan mengambil latar setting waktu 1960-an di Jepang. Buku ini sangat spesial menurutku karena menggambarkan dunia yang benar-benar absurd, masing-masing tokoh seakan-akan bersatu dalam mengisahkan kisah tentang absurdnya menghadapi dunia. 

Semua tokoh di sini menjadi sentral dan memperkaya cerita. Kisah ini bermula ketika Watanabe menjalin pertemanan dengan Kizuki dan Naoko sejak kecil hingga akhirnya bertemu Nagasawa, Midori, Reiko sebagai pembuka cerita tentang part yang baru.

Watanabe memiliki kesan yang bersahaja tidak mau ambil repot terhadap keadaan sekitar, serta memiliki keteguhan serta pandanganya sendiri terhadap dunia. Kegemarannya sendiri adalah membaca, salah satu bacaan favoritenya adalah Great Gatsby karya Fitzgerald dari sekian banyak bacaan klasik yang ia suka dari penulis lama seperti Trauman Capote, John Updike, Raymond Chandler. 

Naoko sendiri merupakan gadis yang 'lugu' serta penuh dengan emosional. Banyak momen-momen penting yang bisa kita ambil, beberapa di antaranya adalah tentang kematian pacar sejak kecilnya yang bernama Kizuki dan setelahnya merupakan pelampiasannya bersama Watanabe yang berakhir dengan tangisan dari Naoko.

Tangisan itu tidak serta merta muncul, tetapi muncul akibat pertanyaan "Apakah ini kamu pertama kalinya, kenapa tidak pernah tidur dengan Kizuki?" dari rasa sedih itu, Naoko melakukan pengobatan psikologis ke daerah pengunungan di utara Sungai Kamogawa di Kyoto. 

Lamban laun, hubungan Naoko dengan Watanabe semakin dekat, hingga di menit terakhir sebelum mereka menyatu, Naoko memutuskan untuk bunuh diri karena tidak sanggup. Tidak lupa pula bahwa lagu yang Naoko suka adalah Norwegian Wood karya The Beatles.

Kizuki sendiri merupakan pacar lama Naoko dan menjalin hubungan secara romantis, mereka menaruh saling suka dan senang. Namun hubungan romantis dan menaruh saling suka pun tidak cukup. Makin kesini banyak beban yang harus di pikul Kizuki, ketika dia tahu dari awal bahwa Naoko tidak bisa terangsang terhadap Kizuki. Tidak kuat terhadap itu Kizuki bunuh diri. 

Nagasawa merupakan teman satu asrama dari Watanabe yang memiliki minat yang 'aneh', berbeda dari kebanyakan, memiliki pendirian teguh, suka terhadap novel-novel klasik, serta dianggap memiliki visi serta kepintaran diatas rata-rata, namun tidak mengerti tentang perasaan manusia. Nagasawa-lah yang mengajarkan Watanabe terkait dengan kehampaan hubungan badan tanpa keterikatan cinta.

Midori merupakan tokoh yang bisa dibilang sebagai alternatif kisah cinta dari Watanabe semenjak Naoko pergi berobat psikologis. Midori digambarkan sebagai tokoh yang tegar, ceria dan bersemangat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline