Dalam peradaban dunia, manusia memerlukan bentuk tatanilai baru dalam menjalani kehidupannya untuk terus maju. Alam sendiri merupakan tempat manusia untuk berproses dan memimpin peradaban.
Pada saat ini sangatlah begitu banyak orang yang tak menyayangi alam lalu kemudian lebih ke merusaknya. Contoh yang lebih spesifik lagi itu mengenai manusia yang tak menanam ulang pohon, hingga jadilah paru-paru dunia itu tinggal nama.
Dalam hal ini sangatlah perlu bahwa manusia memerlukan bentuk mainsheet pola pikir yang berbeda dalam menyikapi hutan. Untuk menyikapinya, diperlukanlah perubahan sosial didalamnya.
Memurut kingsly Davis memaknai perubahan sosial sebagai perubahan dalam struktur dan fungsi masyarakat. Sementara itu, Melani abdulkadir-sunito dan setiyawan Sunito menyebutkan bahwa perubahan sosial meliputi perubahan struktur sosial dan pola perubahan kebudayaan.
Dahulu sebelum pengetahuan itu menjadi ilmu perhutanan dan sebagainya, pohon tersebut secara alami bertumbuh karena brnihnya yang jatuh. Namun, sekarang karena pengetahuan-pengetahuan bercocok tanam sudah dikumpulkan menjadi ilmu perhutanan maka mempermudahkan manusia.
Dalam hal ini sudah disebutkan bawasanya manusia perlunya rekontruksi pikiran melalui pendekatan psikologi untuk mengajak orang menuju beradaban yang lebih baik. Contoh kecil dan bermanfaat yaitu perlunya kesadaran tebang tanam demi populasi hutan yang terus asri untuk pasokan dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H