Dalam percakapan Bahasa Jawa pengucapan bunyi sangatlah penting salah sedikit saja bisa berbeda arti. Bahasa Jawa, mempunyai sangat banyak ragam bunyi dalam mengucapkan hurufnya. Selain itu, juga ada beberapa vokal yang hanya ada dan dilafalkan di Bahasa Jawa.
Menurut buku Paramasastra Gagrag Anyar Basa Jawa karya Sry Satria Tjatur Wisnu Sasangka, membahas mengenai bunyi dalam bahasa jawa, huruf vokal yang pelafalannya hanya ada dalam Bahasa jawa terdiri sebelas jenis.
Sebelas huruf vokal tersebut yaitu, 'a' jejeg 'a' miring, 'i' jejeg 'i' miring, 'u' jejeg 'u' miring, 'e' jejeg 'e' miring 'e' pepet, 'o' jejeg 'o' miring.
Vokal 'a' jejeg yakni pelafalan huruf 'a' yang tetap dibaca 'a' seperti pada umumnya. Contohnya yakni pada kata anak (anak/putra), ora (tidak), papat (empat).
Vokal 'a' miring yakni pelafalan huruf 'a' yang berubah menjadi 'o'. contohnya yakni pada kata lara (sakit), bala (teman), sapa (siapa) dalam contoh tersebut vokal 'a'dibaca menjadi 'o' loro, bolo, sopo. Akan tetapi, dalam teknik penulisannya yang tetap ditulis lara (sakit) meskipun pelafalnya menjadi loro (sakit).
Selanjutnya vokal 'i' jejeg yakni huruf 'i' yang dibaca sesuai dengan tulisannya. Contohnya iwak (ikan), ireng (hitam), ijo (hijau).
Vokal 'i' miring yakni huruf 'i' yang ketika dibaca berubah menjadi huruf 'e'. contohnya huruf 'i' dalam kata pitik (ayam), kuping (telinga) dalam contoh tersebut vokal 'i' menjadi 'e' pitek, kupeng. Biasanya pelafalan 'i' miring ini ketika dalam satu kata terdapat 'i' dalam suku kata keduanya.
Vokal 'u' jejeg yakni huruf 'u' yang dibaca sesuai dengan tulisanya. Contohnya urip (hidup), udan (hujan).