Lihat ke Halaman Asli

Aku Ini Bangsa Indonesia atau Bangsat Indonesia

Diperbarui: 16 April 2017   17:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tombak dan panah bukan untuk menyerangmu, hitam kulit bukan berarti aku dendam denganmu.

SD SIMSON.S.AWON BRUKMAKOT KOROWAI PAPUA 

Tuhan ijinkan aku menangis dipangkuan ibu pertiwi yang kaya raya ini,kami bukan nafas terakhir yang menunggu akhir dari kehidupan. tapi kami ini anak bangsa Indonesia, kami kaya tapi ekonomi kami bahaya sangat rendah,ada apa sebenarnya dengan bangsa kami tuhan?  

Apakah “BANGSAT” indonesia telah Menguasai bangsa indonseia? 

“Kami bukan anak tiri tuhan, kami juga bukan tercipta untuk menahan lapar dan segalanya tuhan, kami tidur di atas emas mandi di atas minyak tapi kami makan hanya sirih dan pinang,kekayaan kami hanya koteka dan tas noken lain-lain. 

Ikhlaskah ibu pertiwi engkau telah mendustai perisai hasil bumi kami,kami menyesal hidup di antara bangsat-bangsat dan kebodohan yang di rasakan, kebahagian kami tak merata ibu pertiwi, tuhan saja berikan keadilan,pancasila saja berikan keadialan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Lalu dari satu ini kami tak pernah rasakan ibu pertiwi.

Indonesia bukan hanya Jakarta, Indonseia bukan hanya Pulau jawa kami juga Indonseia tapi bangsa memandang kami minus dan rabun dalan keaadilan. Apa salah kami yang telah berikan hasil bumi untukmu Ibu pertiwi,kami bukan tangan pembantu yang selalu mau mensuap mulut munafik bangsa ini dengan kekayan, tapi balasan hati kecil tak kunjung bangsa dijunjung.

Ibu pertiwi berikan kami rasa keadilan,rasa kemanusian untuk memanusiakan manusia ini sebaiknya kau memanusiakan jakarta dan pulau jawa kami juga butuh diIndonesiakan dalam keadilan.

Bantu kami Ibu pertiwi kami hanya ingin melanjutkan sekolah dan merasakan keadilan dalam berpendidikan juga,keinginan kami mendapatkan pendidikan dengan predikat terbatas dari negri ini. Kalau ada hati “Ko Pu Rp. 1000 kasih kami ka,kami ingin sekolah lagi” wahai ibu pertiwi apakah Indonesia ini dari sabang sampai pulau jawa saja? Kami Indonesia timur juga bagian dari engaku tapi kami tak pernah merasakan senangnya keasilan dari tahun ke tahun, kami hanya rasakan sakit dan sakit hingga resah hidup serumah denganmu Ibu pertiwi, kami setia membagi hasil bumi kami,tapi kau telah selingkuh dan menutup mata sebelah dari kami ibu pertiwi ,kami muak dengan banhsa ini. Kami resah hidup susah Ibu pertiwi. 

wahai para petinggi negara atau perakus kekuasan dan kauangan liahtalah dari kaki hingga kepala kami’

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline