Lihat ke Halaman Asli

Aldentua S Ringo

Pembelajar Kehidupan

Paus vs Patriark, Suara Nabiah Atas Perang Rusia-Ukraina

Diperbarui: 6 Mei 2022   07:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Paus Fransiskus  pimpinan Gereja Katolik dari Vatican menegur keras Patriark Krill Pemimpin Gereja Ortodoks Rusia untuk pertama kalinya, demikian sebuah berita menyiarkan. (Kompas.com 05/05/2022). Dalam pembicaraan selama 40 menit melalui zoom antara Paus Fransiskus dengan Patriark Krill, selama 20 menit Paus mendengar penjelasan dari Patriark Krill tentang pembenaran perang Rusia Ukraina.

Lalu Paus menegur keras Patriark Krill dengan keras. "Saudaraku, kita bukan imam (utusan) negara, kita tidak dapat menggunakan bahasa politik, tetapi bahasa Yesus."

Lebih lanjut Paus menyatakan. "Patriark tidak bisa mengubah dirinya menjadi putra Altar (pelayan khusus) Putin," kata Paus asal Argentinia itu. (Kompas.com, 05/05/2022)

Kenapa Paus Fransiskus harus menyampaikan teguran keras terhadap pimpinan Gereja Ortodoks Rusia Patriark Krill? Sangat mendasar alasannya, Patriark Krill membenarkan perang. Sebagai pemimpin gereja Ortodoks Rusia dia membenarkan perang dan mendukung Putin. Bahkan seakan menjadi putra altar (pelayan khusus) Putin. Gereja Ortodoks Rusia menjadi bagian dari Invasi Rusia ke Ukraina.

Paus telah menjalankan tugas gerejawinya. Menyampaikan suara nabiah tentang kebenaran dan kasih. Posisi gereja bukanlah posisi dalam  politik negara. Gereja adalah tempat menyampaikan suara Tuhan. Dan di dunia politik gereja harus menyampaikan suara nabiah, sebuah suara kebenaran dari Tuhan untuk para pemimpin negara atau pemimpin politik yang menyalahgunakan kekuasaannya dengan melanggar hukum Tuhan.

Paus menegur Patriark sebagai sesama pemimpin gereja. Patriark Krill seharusnya mengingatkan Putin untuk menghentikan perang, bukan membenarkan dengan dasar teologis gereja yang salah. Ketika Gereja Ortodoks Rusia menjadi bagian politik perang Putin, maka teguran ini sangat menohok.

Gereja seharusnya tidak boleh terkooptasi oleh kekuasaan politik negara. Gereja seharusnya tidak boleh memakai bahasa politik. Tetapi bahasa Yesus. Yesus tidak pernah mengajarkan tentang teologia berperang. Ajaran Yesus tidak ada yang mengatakan boleh membunuh orang, bahkan hukum taurat melarang membunuh dalam hukum keenam.

Apa dasar teologia Gereja Ortodoks Rusia membenarkan perang? Ketika Gereja Ortodoks Rusia tunduk dan patuh kepada Putin dan bahkan menjadi pelayan khususnya, maka gereja itu telah menyalahgunakan fungsinya.  Sebagai gereja, fungsi yang seharusnya adalah menyampaikan suara nabiah tersebut.

Sebelumnya Paus telah menyuarakan untuk menghentikan perang Rusia Ukraina tersebut.

"Atas nama Tuhan, saya meminta anda: Hentikan pembantaian ini," kata Paus seraya menambahkan bahwa kota-kota Ukraina beresiko  "direduksi menjadi kubur" sebagaimana dilansir Guardian (kompas.com,13/03/2022)

Paus menggunakan posisinya sebagai hamba Tuhan dan sekaligus menjadi wakil Tuhan untuk menghentikan pembantaian di Ukraina. Paus menolak diksi 'demiliterisasi dan denazifikasi' menjadi alasan pembantaian dan pembunuhan orang sipil di Ukraina.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline