Lihat ke Halaman Asli

Aldentua S Ringo

Pembelajar Kehidupan

Saat Teduh di Pagi Hari

Diperbarui: 14 Maret 2021   02:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Kesibukan, jika diikuti tak ada habis-habisnya. Pekerjaan sepertinya tak pernah ada selesainya. Selesai satu pekerjaan akan disambung pekerjaan yang lain. Tanggung jawab juga tak pernah hilang. 

Tanggung jawab dalam pekerjaan kantor, tanggung jawab di rumah dan berbagai tanggung jawab sosial. Terkadang, kita larut dalam kehidupan dan rutinitas, maka bisa sekonyong-konyong hati kita merasa kosong.

Lalu, bagaimana kita untuk mengatasi segala keadaan dan tanggung jawab yang tak ada habisnya tersebut? Ternyata kita perlu waktu untuk diri sendiri, menepi dan menyepi sendiri. Tetapi harus hati-hati juga, jangan sampai kita pergi mneyepi, bicara sendiri, ketawa sendiri dan akhirnya terganggu sendiri.

Saat Teduh di pagi hari, sebuah kebiasaan yang saya lakukan sangat membantu mengatasi segala hal yang disebutkan diatas. Membaca firman Tuhan, merenungi diri, apa salah dan dosa yang kita lakukan, apa harapan yang belum tercapai. Berbagai  kendala dalam kehidupan, beban yang semakin berat, pandemic Covid-19 yang belum reda, masalah yang tak pernah padam.

Saat teduh di pagi hari, melakukan refleksi, merenung ulang kembali segala sesuatu untuk menjernihkan pikiran, membangun asa dan semangat baru. Doa yang disampaikan dengan setulus hati kepada Tuhan, harapan yang dikumandangkan serta pengakuan dosa merupakan sebuah tindakan yang membebaskan dan melegakan.

Masalah tak selesai, tetap berada dalam kehidupan, tetapi kita dikuatkan untuk menghadapi dan mengatasi masalah. Dengan perenungan dalam Saat Teduh di pagi hari, kita seakan membangun harapan ditengah putus asa, seakan berlayar diatas gelombang lautan kehidupan.

Saat Teduh pagi menyadarkan kita, bahwa kita baru saja melalui malam, tidur dan mimpi yang baru kita lalui. Dan kini sang mentari pagi datang lagi, menyambut hari, dan kita harus melangkah lagi. Kehidupan dan hidup hari ini harus dilalui, tak bisa dielak dan harus dihadapi.

Saat Teduh di pagi hari, kita bisa mematut diri, menyemangati diri dan membersihkan hati dan pikiran sendiri. Permintaan kehadiran Tuhan dalam hidup kita di tengah tantangan hidup yang semakin ngeri, membuat diri pasrah tanpa arogansi.

Hidup harus dilalui, tetapi Tuhan harus menjadi pelindung diri. Kita tak punya perisai yang mampu menahan serangan masalah kehidupan, tetapi kita bisa berlindung di bawah kekuasaan dan kekuatan Maha BesarNya.

Saat Teduh di pagi hari, bukan sekdar undur diri, menepi dan menyepi. Namun saat untuk relaksasi, meremajakan inspirasi, memacu kreativitas diri untuk berlayar diatas gelombang masalah kehidupan.

Saat Teduh pagi, bukan saja rutinitas tanpa arti, tetapi menjadi kegiatan iman yang selalu mendahului hari.  Mengalunkan doa, membangun asa, penuh optimistis, menyegarkan pikiran, meramu hati dan menjernihkan  pandangan ke depan. Visi dan misi diiringi aksi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline