Lihat ke Halaman Asli

Aldentua S Ringo

Pembelajar Kehidupan

Novel Baswedan Vs Teddy Gusnaidi "Soal Biaya Rp 3,5 M" di RS Singapura.

Diperbarui: 4 Juli 2020   10:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Siapakah Novel Baswedan, ketika dia sakit mata akibat disiram air keras harus berobat ke Singapura dengan biaya Rp 3,5 M?

Siapakah Teddy Gusnaidi yang bisa mengetahui biaya Novel Baswedan di RS Singapura sejumlah Rp 3,5 M dan meminta Novel Baswedan untuk mengembalikannya?

Kenapa Novel Baswedan tidak menggubris Teddy Gusnaidi dan memintanya untuk menanyakan biaya Rp 3,5 M tersebut ke presiden?

siapa Novel Baswedan?

Oh, ternyata Novel Baswedan adalah penyidik KPK yang disiram air keras yang mengakibatkan matanya rusak. Jadi perawatannya memerlukan upaya lebih keras, dan dianggap, mungkin, RS Mata di Indonesia tidak sanggup menanganinya dengan baik, jadi perlu perawatan yang lebih baik di Singapura.

Ketika biayanya masalah, presiden turun tangan lalu mencari solusi dan biaya pengobatan Novel Baswedan tersebut sebesar Rp 3,5 M tersebut ditanggung negara. Wow, memang harus begitu? Kenapa harus negara yang menanggung biayanya?

Novel Baswedan itu penyidik  KPK. Apakah semua penyidik KPK dan penyidik di negara ini kalau disiram air keras, air aki atau air comberan harus ditanggung negara? Bisa ya, bisa tidak, tergantung permainan yang bersangkutan memainkan isunya dan menarik perhatian masyarakat.

Mungkin Novel Baswedan ini merupakan penyidik paling berpengaruh di KPK, dan mungkin kalau dia tidak ada di KPK, maka KPK ini akan tenggelam atau bubar. Ini kemungkinan saja. Kalau tidak penting mana mungkin negara mau menanggungnya.  Presiden lagi yang memerintahkan pencairan biaya tersebut. Tinggi sekali rupanya posisi Novel Baswedan di negeri  ini.

Tetapi apakah semua pejabat KPK memperoleh fasilitas wah seperti itu? Belum tentu. Para mantan komisioner dan pimpinan KPK pun banyak yang hidup sederhana, kalau sakit hanya dirawat di RS di Indonesia. Jadi Novel Baswedan ini lebih hebat dari komisioner dan pimpinan KPK? Sepertinya begitu, nggak tahulah. Tanya saja rumput yang bergoyang, sesuai nasehat penyanyi dan pencipta lagu Ebiet G Ade.

Sebagai pembayar pajak, bolehkah kita protes akan hal ini? Boleh-boleh saja, itu bagian dari hak para rakyat penerima pajak, karena dipaksa ikut menanggung biaya pengobatan seorang Novel Baswedan.

Siapa Teddy Gusnaidi?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline