Lihat ke Halaman Asli

Aldentua S Ringo

Pembelajar Kehidupan

Sang Dukun Politik

Diperbarui: 20 Mei 2020   21:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sang Kakek sedang mendengarkan siaran TV ketika Sang Cucu datang membawa kopinya. Setelah meletakkan kopi kakeknya, Sang Cucu membuka pembicaraan.

   "Kakek sudah mendengar kabar ramalan politik 2024 nggak?" tanya cucu.

   "Ramalan cuaca kali?" tanya kakek bercanda.

   "Ini serius kek. Seorang dukun  politik membuat ramalan dalam satu diskusi dengan orang yang baru terdampar dan terlempar dari kekuasaan. Mereka membuat peta politik tahun 2024. Berbagai skenario mereka diskusikan, seakan merekalah yang menentukan peta politik 2024 itu," kata cucu.

   "Ah itu kan biasa bagi peramal politik,"

   "Juga dia cerita bagaimana dulu dia mendudukkan seorang presiden," kata cucu.

   "Yah memang dia waktu itu ikut bermain dan bahkan dia aktor utamanya," kata kakek.

   "Tapi untuk apa itu diceritakan lagi kek?" tanya cucu.

   "Nostalgialah. Biar orang jangan lupa bagaimana dia dulu ikut serta menentukan siapa yang didukungnya menjadi presiden," kata kakek enteng.

   "Tapi ada kata orang bijak ini kek. Kalau seseorang hanya menonjolkan cerita nostalgia masa lalunya saja, patut diduga dia tidak ada prestasi hari ini. Misalnya penulis, kalau hanya cerita tulisannya dulu aja, berarti tak ada lagi tulisannya yang dibanggakannya hari ini," kata cucu.

   "Masih ada lagilah. Cuma memang di partai yang didirikannya namanya tidak ikut lagi. Jadi mereka sedang mempersiapkan pendirian partai baru," kata kakek.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline