Saya sedang berada di Jakarta sebagai peserta Pameran dan Kontes Batu Mulia Indonesia di Mangga Dua Square ketika membaca tulisan Faizah Fauzan dengan judul Mempertanyakan Kebenaran Cerita Masril Koto. Saya terhenyak, kaget dan emosional membaca setiap paragraf tulisan tersebut. Tidak menyangka sebuah "investigasi yang belum selesai" ini berani dipostingkan oleh Faizah Fauzan.
Acara pameran dan kontes batu mulia sangat ramai pengunjung dan saya wajib melayani setiap peminat yang datang berkunjung ke stand Al Datuk Sibungsu. Ngga sabar rasanya saya akan membantah "investigasi Faizah Fauzan yang belum selesai" itu dengan sebuah tulisan juga.
Lebih menyesakkan lagi saya masih diteror dengan postingan Diana Agustin di Facebook masih dengan nada negatif ; Setau gw yg namanya award2an ttep aja bisa dibyr, eh malah hrs emg hrs byr. Sanggup dg rupiah2 yang ditawarkan, bisa aja kita dapetin penghargaan ini itu. Apalagi Indonesia gitu lho....(demikian komentar lengkap Diana Agustin)
Laptop...mana laptop, smartphone sedang lowbat.... hingga saya masih harus menahan emosi untuk wajib membela Masril Koto.
Sesampai di penginapan pukul 22.54 Wib tanpa perlu mandi saya langsung menelpon sahabat petani saya yang lugu Masril Koto. Sudah setahun rasanya saya tidak menelpon si Maih yang pintar ini. Nah lho No HP nya masih tersambung, selama 38 menit 37 detik saya menelpon Masril Koto yang ternyata sedang berada di Jambi bersama-sama petani sedang diskusi budidaya jagung. Semua pembicaraan by phone ini saya rekam. Lega rasanya bisa mendengar suara Maih dan dia tetap tertawa khas walaupun awalnya dia merasa tertekan dengan tulisan Faizah Fauzan
Saya mengenal Masril Koto pada tahun 2007 di Baso. Sengaja saya mencari sosok ini berhubungan dengan posisi saya di kantor saat itu sebagai Penyuluh TOT Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesan,sebuah program Kementrian Pertanian untuk mendukung agribisnis di perdesaan dengan memberikan modal kerja 100 juta ke Gapoktan (Gabungan Kelompoktani)
Masril Koto sedang memberikan materi pelatihan ketika saya datang, menyambut saya dengan ramah. Melihat dia memberikan pelatihan, berbicara dengannya saya menyangka dia adalah sarjana pertanian atau sarjana ekonomi. Saya keliru...Masril Koto tidak lulus SD!
Jadilah adalah aneh Faizah Fauzan menulis ini : "Begitu saya sampai di Kecamatan Baso, saya perkenalkan diri sebagai orang media dan menyampaikan maksud kedatangan saya untuk mencari informasi tentang Masril Koto pendiri LKMA Prima Tani. Beberapa petugas kecamatan yang saya temui menggeleng, mengatakan tidak tahu. Lalu mereka saling berpandangan"
Entah apa yang ada di pikiran Faizah Fauzan menulis semua keanehan dan kejanggalan yang dia temui tanpa menelaah dan mencernanya. Saya mengenal nama Faizah Fauzan sahabat seangakatan saya di IPB. Jika ingin mengenal Masril Koto sahabat saya yang lugu dan pintar ini ikutilah aktivitasnya selama tiga hari....dan tidak perlu 3 hari...1 jam berbicara dengannya serta mendengar ide dan harapannya tentang sebuah bank petani anda akan terkagum dengannya!
Saya malah melihat kejanggalan cerita versi tulisan Faizah Fauzan. Tulisan Faizah Fauzan :
1.Albersio dan kawan-kawan mengajukan ke pihak Kecamatan ide mendirikan lembaga keuangan untuk petani dan mereka minta dibantu agar didatangkan guru. Lalu Kecamatan menfasilitasi empat sekawan ini berguru dengan Agus Praptomo dan Sugeng Winarto, keduanya pengurus BMT INTI Yogyakarta (cerita ini bisa dikonfrimasi kepda Agus dan Sugeng)