Upaya diplomasi aksi demonstrasi mendukung Palestina, boikot produk Israel juga menjadi salah satu cara untuk menekan Israel, agar menghentikan penjajahan di Palestina. Majelis ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa untuk boikot produk Israel, sejumlah warga dan menurut saya sendiri setuju dengan dengan fatwa tersebut namun harus juga dipikirkan dampak terhadap pekerja dari produk Israel yang berproduksi di Indonesia
Dari pandangan masyarakat maupun saya dampak boikot ini ada pro dan kontra, karena kita yang sudah terbiasa memakai produk dukungan atau pro Israel menjadikan kita harus lebih teliti produk mana yang secara terang-terangan mendukung Israel.
(MUI) juga memberikan solusi terhadap dampak produk Israel dan turut memberikan langkah, menurut (MUI) tentu saja yang paling penting sekarang adalah Bagaimana kemudian clarity kejelasan mana produk yang jelas-jelas terefiliasi, dan mana masih daerah abu-abu, jadi menurut bapak Faisal memiliki dua sisi satunya untuk memaksimalkan efektivitas untuk mencegah agresi Israel yang kedua meminimalisir dampaknya bagi Indonesia, jadi kejelasan masalah produk ada beberapa dampak yang berlapis untuk bisa sampai pada pengurangan tenaga kerja itu perlu waktu, menurut pak Faisal ada 4 faktor yang menyebabnya, yang pertama adalah terinfokan masyarakat secara keseluruhan terhadap fatwa MUI.
Dan yang kedua kalau sudah terinfokan produknya sudah jelas atau tidak dan masih belum ada list produk, dan jika sudah ada list produknya jelas ketaatan dari pada masyarakat untuk mengikuti seruan terhadap produk-produk ini, dan yang terakhir endurance atau daya tahan masyarakat untuk mengikuti boikot ini penting kalau dilihat dari pengalaman endurance itu sering kali tidak panjang, dan jadi efektivitasnya bergantung pada 4 faktor tersebut, dan sangat mungkin juga kalau ini berlangsung dalam jangka waktu panjang bisa berdampak, misalnya terhadap pengurangan tenaga kerja yang mesti diantipasi oleh pemerintah, terlepas dari adanya pemboikotan Israel tentunya pada kondisi ritel sekarang memang sudah lebih lambat dibandingkan waktu-waktu sebelumnya misalkan indeks penjualan ritel di tahun ini hanya tumbuh 1% padahal tahun lalu 7%.
Ada atau tidaknya boikot sudah ada keterlambatan, terlepas dari polemik ini pemerintah hadir untuk mengantisipasi, apalagi nanti akan berdampak pada PHK yang lebih luas. Bagaimana tadi meminimalis atau dampak dari boikot itu bagi perekonomian di Indonesia sangat penting tetapi juga bagaimana pemerintah dan kita semua apindo bank Aceh dari DPR ini bisa mengkonsolidasikan ekonomi atau produk keumatan, karena kita dari bangun tidur sampai tidur lagi itu bergantung dengan merk global, dan sebenarnya produk pro israel bisa digantikan atau tergantikan dengan produk lokal, dan kalau produk lokal tumbuh dengan baik saja juga bisa menumbuhkan ekonomi dan tenaga kerja, sehingga tidak perlu juga kekhawatiran berlebihan terhadap PHK dan lain-lain.
Dan dari solusi ini bisa bermanfaat terutama bagi pemerintah agar kemudian dukungan terhadap Palestina merdeka menghentikan agresi dari Israel, tapi kemudian tidak berdampak pada perekonomian Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H