Lihat ke Halaman Asli

PT Pelindo III di Era Global: Bergerak untuk Indonesia Poros Maritim Dunia

Diperbarui: 21 Desember 2015   22:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Ketika konsep globalisasi sedang dicermati, hanya melalui tindakan bertanggung jawab sajalah maka hasil-hasil yang positif bisa dicapai.” –Lea Soupata: Senior Vice President of Human Resources UPS[i]

Saat ini hampir semua perusahaan, terlepas dari ukurannya, harus beradaptasi dengan proses globalisasi. Bagi sebagian besar perusahaan BUMN, globalisasi menghadirkan berbagai realitas tantangan yang mencerminkan kondisi ekonomi, sosial, perusahaan, dan tenaga kerja dari perusahaan itu sendiri.

PT Pelindo III (Persero) yang menjalankan core business sebagai penyedia fasilitas jasa pelabuhan[i] tentu menjadi perusahaan pertama yang disorot untuk menguatkan industri Indonesia pada era global, khususnya di sektor kemaritiman. Belum lagi, tiga misi Presiden RI Joko Widodo untuk menyokong Indonesia sebagai poros maritim dunia terus diupayakan untuk terwujud[ii]. Untuk menjadi unggul di era global, beragam sektor perlu inovasi. Dalam psikologi industri dan organisasi dikenal beberapa kriteria dari sebuah perusahaan unggulan[iii]. Kriteria ini dicermati lazim dimiliki oleh perusahaan yang mampu bersaing di era global. Berikut adalah ulasan singkat dari tiga domain sentral yang dianalisa penulis.

Tata Kelola Perusahaan dan Keuangan yang Baik

Pengelolaan cabang yang tersebar di tujuh provinsi di Indonesia membutuhkan tata kelola perusahaan yang baik. Pelindo III sendiri memiliki pedoman berkala yang terbit menjadi “kiblat” bagi para dewan komisaris, direksi, serta pegawai dalam mewujudkan visi misi perusahaan.[iv] PT Pelindo III dikenal terbuka dalam sistem tata kelolanya. Sederhana. Hal ini tercermin dari mudahnya akses dokumen GCG dan keterbukaan informasi publik serta alur yang feasible. Untuk mempertahankan eksistensinya, perusahaan harus menangkis permasalahan eksternal-internal dan keluaran dari sistem GCG perlu diserap. Keterbukaan akses ini diharapkan mampu membuat karyawan Pelindo menyerap dan memahami kebijakan perusahaan.

Kriteria BUMN yang baik dari segi finansial diantaranya telah mencatatkan sahamnya di BEI maupun di bursa saham internasional. Dengan demikian, perusahaan juga akan semakin terpacu untuk menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance). Meskipun pencatatan saham PT Pelindo III belum terdata di BEI[v], namun sistem pengelolaan Pelindo III dilakukan secara profesional, transparan, akuntabel, responsif, dan masih mengacu pada perundangan yang berlaku.

[vi] Hal ini diharapkan dapat memicu keterbukaan terhadap akses informasi, yang berujung pada perbaikan tata kelola secara berkesinambungan dan mengarah pada kapabilitas perusahaan untuk mencatatkan saham di BEI. Hal ini guna mencegah kerugian masif sebagaimana yang terpapar pada beberapa perusahaan BUMN. Pada rapat membahas BUMN bulan Juli 2015 lalu, sebanyak 21 perusahaan BUMN terdata memiliki kerugian besar pasca audit[vii]. Hal ini disebabkan oleh tantangan sepanjang menurunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar US. Dari berita tersebut tidak didapati kerugian PT Pelindo III, yang praktis menandai stabilitas finansial yang cukup mumpuni untuk menghadapi persaingan di era global.

Membangun Reputasi Perusahaan

            Media sangat berpengaruh terhadap citra pada perusahaan. Hubungan dengan media sudah memburuk maka akan sulit membentuk citra positif pada publik. Disini terlihat jelas bahwa fungsi divisi public relation dalam perusahaan sebagai serves public’s interest sangatlah penting. Di era melek teknologi dan informasi seperti sekarang, keterbukaan terhadap aktivitas perusahaan mutlak diperlukan.

Dengan demikian, media juga bisa meliput segala bentuk prestasi yang diraih, maupun masalah yang kiranya patut diketahui khalayak. Variabel penentu ketertarikan publik seputar BUMN diantaranya adalah independensi dari kepentingan politik, manajemen kinerja di BUMN, maupun revitalisasi perusahaan: apakah motifnya meningkatkan laba saja atau juga nilai perusahaan?[viii]

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline