Kemajuan teknologi informasi di era digital memberikan banyak kemudahan bagi kehidupan manusia. Salah satunya yaitu hadirnya buku berbentuk digital yang dapat dibuka kapan saja, dimana saja hanya dengan melihat di elektronik seperti smartphone ataupun komputer.
Saat ini hadirnya buku-buku tersebut di berbagai media digital sebagai wadah menuangkan dan mempublikasikan karya tulis si penulis. Salah satu aplikasinya yang terkenal saat ini seperti wattpad, ataupun ebook original yang dijual di internet dalam bentuk file. Tidak hanya itu, di beberapa perpustakaan juga sudah menyediakan aplikasi yang memudahkan pengunjung nya membaca buku maupun untuk mencari referensi dalam mengerjakan tugasnya. Misalnya saja iPusnas, ePerpus, ePerpusdikbud dan masih banyak lagi.
Dengan adanya kemudahan ini apakah Buku cetak akan hilang?
Dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Amy Whitaker pada Palatinate, 10 Oktober 2021. Menceritakan bagaimana perasaan seorang kutu buku yang sangat menyukai buku rajin membacanya. Ia menjelaskan bahwa perasaan yang di rasakan saat membaca buku cetak tidak dapat digantikan oleh buku elektronik yang saat ini sedang digemari oleh masyarakat.
Karena saat dirinya membuka satu per satu halaman buku cetak yang ia baca, ada ciri khas tersendiri, yaitu aroma tinta dari tulisan-tulisan di kertas yang menenangkan, aroma perpustakaan yang dipenuhi oleh koleksi berbagai buku-buku, dan perasaan bangga tersendiri saat ia memiliki buku yang ia idamkan dari seorang penulis favoritnya.
Menurutnya, membaca buku cetak bisa mengurangi rasa penat dari kesehariannya menggunakan gadget di era aktivitas saat ini yang serba digital. Dimana saat ia menatap layar smartphone, komputer dan lainnya. maka bukulah yang menjadi hal spesial yang tidak bisa digantikan oleh hal-hal tersebut.
Dalam kutipan artikel website dari seorang kutu buku diatas, jika dilihat dari segi fungsinya, buku digunakan sebagai media mencari informasi tentang apa yang kita butuhkan baik dalam buku elektronik maupun buku cetak. Fungsi lainnya buku bisa menjadi sarana self healing bagi pecinta buku seperti seorang kutu buku yang sudah dijelaskan diatas. Namun, masih banyak orang mengira bahwa semua jenis buku dapat dijadikan sebagai sarana self healing, maka hal tersebut salah. Karena melakukan interaksi pada buku cetak secara langsung disukai oleh sebagian orang, dan ada juga yang lebih menyukai berinteraksi dengan buku elektronik.
Dari perihal tersebut dapat kita simpulkan bahwa, tidak semua orang menyukai dan siap dengan kemajuan teknologi saat ini yang mengubah buku cetak menjadi buku elektronik. Kehadiran jenis buku yang ada saat ini memiliki daya tarik dan kepuasannya tersendiri bagi para pecinta buku. Oleh karena itu, buku cetak tidak dapat tergantikan oleh buku elektronik tersebut.
Diyakini bahwa buku cetak akan tetap bertahan dan tetap diminati sebagai media utama dalam bacaan-bacaan yang tebal. Bayangkan saja apabila kamu harus membaca buku untuk memahami sebuah bacaan dari ratusan halaman yang dibaca dalam buku elektronik, maka akan menimbulkan rasa pegal dan bisa membuat penglihatan mengalami kerusakan akibat menatap layar terlalu lama dan terpapar radiasi dari layar digital akibat pemakaian terus-menerus. Oleh sebab itu, buku cetak tidak dapat tergantikan perannya oleh buku elektronik secara utuh.