Konsep pendidikan jasmani erat kaitannya dengan pendidikan rekreasi, dan pendidikan kesehatan, yang menghasilkan bidang Pendidikan Kesehatan, kombinasi pendidikan jasmani dan pendidikan kesehatan dengan satu titik kesamaan dalam tujuan membentuk gaya hidup aktif sepanjang hidup untuk mencapai kesehatan. Namun pembelajaran Pendidikan Jasmani menjadi tidak menentu dalam hal substansi dan tujuan, persaingan dalam alokasi untuk penyampaian materi dan pada akhirnya menyebabkan guru hanya menyampaikan informasi dan bahkan pengetahuan yang tidak fungsional atau teoritis daripada kegiatan praktis. Masalah lain terjadi pada evaluasi yang hanya mencapai pengukuran kemampuan kognitif terendah. Pengajaran terpadu tidak dapat diterapkan oleh guru pendidikan jasmani untuk mengaktualisasikan konsep Pendidikan Jasmani.
Penjas itu sendiri pada dasarnya adalah proses pendidikan melalui kegiatan atau aktivitas jasmani sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan.
Fungsi Pendidikan jasmani ada beberapa aspek diantaranya :
Aspek Organik
*Meningkatkan fungsi sistem tubuh sehingga individu dapat secara memadai memenuhi tuntutan lingkungan mereka dan memiliki dasar untuk pengembangan keterampilan.
*Meningkatkan daya tahan kardiovaskular, kemampuan individu untuk melakukan aktivitas berat secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama.
Aspek Neuromuskuler
*Meningkatkan koordinasi kerja antara fungsi saraf dan otot.
*Mengembangkan kemampuan lokomotor, seperti; berjalan, berlari, melompat, melompat, meluncur, melangkah, mendorong, berderap, berguling, dan menarik. mengembangkan keterampilan non-lokomotor, seperti; ayun, tekuk, tekuk, goyang, regangkan, tekuk, gantung, tekuk.
*Mengembangkan keterampilan dasar manipulatif, seperti; memukul, menendang, menangkap, berhenti, melempar, mengubah arah, memantul, berguling.
*Mengembangkan faktor gerakan, seperti; akurasi, ritme, rasa gerak, kekuatan, waktu reaksi, kelincahan.
Aspek Perseptual
*Mengembangkan kemampuan untuk menerima dan membedakan sinyal.
*Mengembangkan keseimbangan tubuh (statis, dinamis), yaitu; Kemampuan untuk menjaga keseimbangan statis dan dinamis
*Mengembangkan kemampuan lateralitas, yaitu; kemampuan otak untuk membedakan antara sisi kanan atau kiri tubuh dan antara sisi kanan atau kiri tubuh itu sendiri.
*Mengembangkan citra tubuh (body image), yaitu kesadaran akan bagian tubuh atau seluruh tubuh dan hubungannya dengan tempat atau ruang.
Aspek Kognitif
*Meningkatkan pengetahuan tentang bagaimana fungsi tubuh dan hubungannya dengan aktivitas fisik.
*Meningkatkan pemahaman memecahkan masalah perkembangan melalui gerakan.
Aspek Sosial
*Beradaptasi dengan orang lain dan lingkungan di mana mereka berada.
*Belajar berkomunikasi dengan orang lain.
*Meningkatkan ranah afektif seperti, sikap, dan nilai agar dapat berfungsi sebagai anggota masyarakat.
*Mengembangkan rasa memiliki dan rasa penerimaan dalam masyarakat.
*Mengembangkan karakter kepribadian yang positif.
*Mengembangkan sikap yang mencerminkan akhlak yang baik.
Aspek Emosional
*Kembangkan reaksi positif sebagai penonton.
*Menghargai pengalaman estetis
Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani
1. Permainan dan olahraga. Meliputi olahraga tradisional, atletik, baseball, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis, bulu tangkis, dan pencak silat dan aktivitas lainnya.
2. Pengembangan aktivitas. Meliputi: komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur serta aktivitas lainnya.
3. Kegiatan senam. Meliputi: ketangkasan dengan alat, ketangkasan tanpa alat, dan latihan lantai serta aktivitas lainnya.
4. Aktivitas berirama. Meliputi:, senam pagi, SKJ, dan senam aerobik serta aktivitas lainnya.
5. Aktifitas aquatik. Termasuk: keterampilan gerakan motorik di air, berenang dan aktivitas lainnya yang berada di air.
6. Pendidikan non formal. Meliputi: rekreasi, berkemah, study tour, pengenalan lingkungan
7. Kesehatan. Diantaranya: menanamkan budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari terutama yang berkaitan dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, menjaga lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan mengobati cedera yang dialami orang tersebut, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam menjaga kesehatan. pertolongan pertama dan UKS dapat membantu pertolongan pada cedera ringan.
Penulis: Ahmad Farid Alka Riana, Dhandi Ardyan Santoso, Bambang Mochamad Faisal, Alda Tri Hanifah, Andri, Afrizal Prasetyo, Adella Gigis Adirgardira Sundawa (Mahasiswa Prodi PJKR FKIP UNSIKA), Dr. Ega Trisna Rahayu, S.Pd., M.Pd.(Dosen PJKR FKIP UNSIKA)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H