Lihat ke Halaman Asli

Jejen Al Cireboni

Terus menginspirasi dan berbagi pengalaman

Pengalaman Semalam Menjadi Petani

Diperbarui: 8 Agustus 2018   09:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sang petani gambar diambil dari http://memecomicsantri.blogspot.com/2016/04/pitutur-indah-dari-mbah-maimoen-zubair.html#.W2pUoriSXIU

Malam hitam bertabur bintang-bintang , di tepi sungai Al dan Ayahnya duduk di dekat jembatan dan juga tanggul, sementara Bapaknya itu membuat perapian dari dedaunan kering yang ada disekitar situ dan ranting-ranting kecil sekedar membuat badan hangat dan menunggu, saat itu tahun 2012 , ketika musim kemarau dan sawah yang mereka garap harus diberi air.

Rakyat Indonesia itu banyak yang bekerja keras , jadi aneh saja kalau rakyat Indonesia masih saja dibilang tidak mau kerja, padahal rakyat kecil begitu tidak mengenal lelah disawah. 

Dan pemandangan ini juga pernah Al lihat di tahun 2018 ini, seorang wanita bersama suaminya di blok Karang Asem desa Pekantingan saat senja tiba dan berganti malam sedang memompa air untuk mengenangi sawahnya.

Di bawah kabut malam dengan suara pompa air , suasanapun semakin dingin, ada cahaya  terbang disebebelah barat, diatas pohon-pohon dan terus mendekat ternyata orang yang berburu burung.

Makin malam makin dingin, sedangkan ayahnya menuju sawah untuk melihat air apa sudah penuh apa belum? Terlihat dari ujung sungai ada cahaya, saat itu sungai juga airnya tinggal sedikit tapi masih jalan dengan lembut alirannya.

Sebelum sungai-sungai seperti sekarang sudah dibangun dan dibersihkan, tampak cahaya di ujung sungai mengikuti aliran sungai setelah mendekat Al melihat ternyata itu adalah orang yang sedang mencari ikan sambil membawa alat penangkap ikan yaitu seser dan senter diatas kepalanya.

Sebagian manusia saat malam tertidur tapi ada sebagian kecil manusia yang lain yang menjemput rezeki di saat malam.

Menjadi buruh tani begitu berat dinegri ini, tidak punya sawah ya mesti sewa sawah bengkok desa, kalau sudah main politik dan banyaknya modal dari orang yang anak-anaknya jadi TKI di Korea biasanya mereka asal dapat sewa sawah tanpa berfikir itu terlalu mahal.

Belum soal air, kalau dilahan irigasi, obat-obatan dan juga pupuk serta tenaga. Dan sangat luar biasa petani Indonesia itu karena meski penghasilan mereka pas-pasan tapi ya mereka tidak pantang menyerah terus mencoba bercocok tanam.

Indonesia adalah negara ke 10 penghasil beras dunia, dan posisi ke 3 di Asia sebagai penyuplai beras. Tapi sayangnya petani kita lebih familiar dan percaya dengan obat-obat hama kimia yang jelas ini membawa efek residu bagi kesehatan.

Bisa dibayangkan konon Al pernah mendengar ada petani yang menceritakan pengalamannya membasmi hama saat malam hari, bisa kita bayangkan bersama, peptisida saja itu jelas berisiko dan mengaplikasikan peptisidanya harus malam. Sedangkan disawah sudah tahu sendiri kalau malam itu tumbuhan sedang melepas gas CO2 dan ini bukan rahasia adalah gas beracun buat manusia . Dan ditambah dengan peptisida, demi untuk menangulangi hama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline