Sonya berlari kecil ke arah Farel yang sudah menunggunya di gerbang sekolah.
"Hei" kata Sonya sembari menepuk pundak Farel. "Nggak lama kan nunggunya."
Farel sedikit tersenyum. Mengambil helm dan memberikannya kepada Sonya.
"Iih..pake in." Rengek Sonya manja menggoda.
"Udah, ayuh cepat," Kata Farel datar.
Sonya mengernyitkan dahi. Dia lihat tak ada pergerakan ransel Farel dipindah kedepan seperti biasanya agar Sonya leluasa duduknya dan bisa memeluk pinggang Farel. Tas Ransel Farel masih dipunggung Farel. "Ayuh naik" Perintah Farel.
Sonya akhirnya nurut, duduk menyamping, berpegang ke tas ransel Farel. Sepanjang perjalanan pulang Farel diam seribu bahasa. Tidak ada cerita -cerita seperti biasanya, tidak ada kata mesra menggoda Sonya, pun ketika sudah sampai di rumah, Farel tidak pamit, tidak ada elusan lembut di lengan Sonya seperti biasanya. Farel langsung putar dan memacu motornya selaju-lajunya. Ada apa dengan Farel?
Sonya jadi bertanya-tanya. Hatinya sedih dan sedikit sebel dengan ulah Farel, cowok yang sangat dicintainya.
Sonya menghempaskan tubuhnya di kasur. Lalu menelepon Farel. Tak diangkat. Lalu Sonya mengirim pesan chat kepada Farel. "Sayang, kenapa? Sonya salah apa sii.." pesannya.
Menjelang Magrib masuk balasan pesan dari Farel. "Farel tidak suka cewek friendly. Farel sudah tidak bisa menahan sabar lagi dengar cerita orang-orang tentang Sonya. Sudah berulang kali Farel nasihatin, Sonya masih saja begitu. Tahukah Sonya cewek friendly itu apa? Farel anak kampung, kami menyebutnya Lonte. Sonya mau disebut begitu? Sakit telinga Farel mendengar cerita orang-orang tentang Sonya. Sepertinya hubungan kita cukup sampai di sini. Semoga Sonya berubah dan menjadi lebih baik. Bye." Jawab Farel.