Lihat ke Halaman Asli

Mustafa Kamal

TERVERIFIKASI

Seorang akademisi di bidang kimia dan pertanian, penyuka dunia sastra dan seni serta pemerhati masalah sosial

Terkuak Sudah Motif Penerobos-penerobos Paspampres

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebenarnya tidak kali ini saja paspampres berhasil diterobos "wong cilik" . Masih ingat dengan Dimas? Dimas Gumilar Taufik (17), siswa kelas III IPS SMA Sandy Putra, Dayeuh Kolot, Bandung nekat menerobos paspamres pada tanggal 16 Juli 2006 di  area Jambore Nasional 2006, Bumi Perkemahan Letjen (Purn) Dr (HC) Mashudi, Jatinangor, Sumedang. Upaya nekat Dimas ini merupakan operasi terencana , dia sudah mempersiapkan lima lembar kertas yang berisi surat permohonan bantuan pembiayaan sekolah dan sisanya adalah lampiran nilai-nilai yang sudah diraihnya di sekolah. Hal itu karena Dimas tidak mampu untuk membayar biaya sekolahnya sebesar Rp 90 ribu setiap bulan.

Alasan Dimas yang berlari menghampiri SBY yang berada di podium saat menjadi pembina upacara dalam pembukaan Jambore cukup masuk akal. “Mau minta bantuan langsung ke SBY untuk sekolah,” tuturnya kepada wartawan saat ia masih dikelilingi Paspampres.Tindakan Dimas itu dilakukannya seusai SBY menandatangani sampul hari pertama Perangko seri Jamnas 2006 dan menyaksikan pertunjukan seni kolosal acara pembukaan Jamnas 2006, Dimas yang mengenakan seragam Pramuka itu tiba-tiba saja berlari dari arah kerumunan pasukan Pramuka di samping kanan panggung ke arah presiden. Hal itu membuat kaget petugas pengamanan dari Paspamres. Untungnya, SBY menghampiri Dimas. Ia pun dirangkul dan diajak berbicara. “Saya hanya minta Bapak Presiden membantu membayar uang SPP saya. Karena ayah saya menganggur dan tak punya uang untuk membiayai sekolah,” ujarnya. Presiden Yudhoyono sendiri, ujar juru bicara kepresidenan waktu itu, Andi Mallarangeng tidak marah kepada Dimas. Malah Presiden, kata Andi, sangat senang menerima hal itu. “Walaupun sempat terkejut awalnya,” papar Andi. Dimas sendiri, sambung Andi tidak ditahan oleh Paspampres. Mengenai pengamanan yang dilakukan terhadapnya, ia menjelaskan hal tersebut adalah prosedur standar dari Paspampres. “Anaknya tidak ditahan. Surat itu sendiri sudah diberikan kepada staf Presiden untuk ditindaklanjuti.” Entah bagaimana nasib Dimas saat ini penulis pun tidak tahu lagi. Penerobos berikutnya adalah saat Kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Gedung Negara Cirebon, seorang perempuan setengah baya, berhasil menerobos dan mendekati Presiden SBY. Namun belum sempat mengutarakan keinginannya, wanita tersebut ditarik Paspampres. Ia pun teriak-teriak histeris. Peristiwa yang tak diduga ini terjadi saat SBY dan rombongan tengah mengikuti acara di Gedung Negara, Cirebon, Sabtu (27/8/2005). Perempuan yang belum diketahui identitasnya ini sebelumnya tak mencurigakan. Apalagi ia berpenampilan rapi dengan mengenakan pakaian bermotif batik. Kejadian mengagetkan ini terjadi saat SBY tengah berada di ruangan untuk mengikuti pagelaran kesenian Korwil III Cirebon. Tiba-tiba perempuan itu berteriak histeris dan mampu menerobos Paspampres sehingga langsung mendekati presiden. Tentu saja, banyak tamu undangan yang terperangah. Melihat kejadian ini, beberapa anggota Paspampres langsung menggotong perempuan tua tersebut dengan memegangi kedua tangan dan kedua kakinya, walaupun perempuan itu meronta-ronta dan berteriak agar jangan dikasari petugas Paspampres. Perempuan misterius sempat diperiksa kesehatannya dan dibawa ke ruangan khusus di Gedung Negara. Belum diketahui secara persis, kenapa perempuan ini bisa lolos masuk ke lingkungan Gedung Negara, mengingat penjagaan gedung sejak pagi berlangsung ketat. Hanya tamu dan undangan dengan ID khusus yang diperbolehkan masuk. Bahkan belasan wartawan yang tidak mempunyai ID dari Istana Presiden terpaksa menunggu di depan pintu Kompleks Gedung Negara, karena tak diperbolehkan masuk.

Berbeda dengan Nyoman tukang kebun sebuah Hotel di Bali " tidak  sengaja"  menerobos  pasukan pengaman presiden  di saat pembukaan "ASEAN Fair " di kawasan Nusa dua Bali pada tanggal 24 Oktober 2011. Pria tua itu secara kebetulan memang hari-hari lewat dijalan yang digunakan pada acara tersebut. Ketua Lembaga Pemeberdayaan MAsyarakat (LPM) keluarahan Benoa, Wayan Muka mengakui jika Tukang kebun Nyoman adalah warganya. "Dia memang warga saya di keluarah Benoa. Saya berkeyakinan jika dia tidak ada motif tertentu terkait dengan insiden menerobos paspamres karena memang selama ini bila pulang kerja biasa pulang lewat jalur tersebut. " Ujarnya.

Ekspresi Presiden Susilo Bambang Yudhyono pada kejadian itu tidak menunjukkan ekspresi terkejut , beliau hanya tersenyum  ketika melihat seorang tukang kebun menerobos ring 1 saat pertunjukan akrobat udara di ajang ASEAN Fair 2011 di Nusa Dua, Bali tersebut. Apakah kejadian -kejadian diatas bisa dikatakan sebagai politik pencitraan presiden? seperti banyak spekulasi yang berkembang saat ini. Salah satunya dari Pakar intelijen Susaningtyas NH kertopati :   “Kalau ini memang tidak disengaja seharusnya Presiden terkejut, dari informasi yang saya dapat, Presiden malah tersenyum. SBY kan suka pencitraan. Dia suka dibilang arif, melihat tukang kebun menerobos penjagaan mengapa tidak marah atau minimal terkejut,” tanya doktor tersebut. Penulis berpendapat Kejadian-kejadian diatas bukanlah politik pencitraan Presiden, melainkan Insiden "kebetulan" yang dirancang oleh Tuhan, agar kita bisa mengambil banyak pelajaran. Penerobos Pertama, Dimas. Remaja usia 17- an ini mewakil jutaan remaja di Indonesia yang mengelamai masalah ekonomi untuk membiayai pendidikannya. Pendidikan sangat mahal di negeri ini! Semakin Tinggi "Status Sosial" sekolah seperti Rintisan Sekolah " Bertarif" Internasional (RSBI), Rintisan Sstandar Nasional (RSN), Sekolah Favorit, Sekolah unggul, maka semakin tinggi pula biaya yang harus dikeluarkan. Sehingga rakyat berekonomi kecil tidak bisa sekolah di sekolah yang berkualitas. Orang-Orang kaya, anak penja(h) at, kaum kelas menengah keatas Sekolahnya berstandar, sedang orang -orang kecil, miskin lagi papa, sekolahnya biasa (biasa kebanjiran, biasa tidak belajar karena gurunya malas, biasa bocor atapnya...hmmmm) Penerobos kedua, perempuan setengah baya. Untuk apa perempuan tua "menguber-uber" Sang Presiden. Jatuh hati? Tentu tidak, karena masyarakat kecil biasanya tahu diri. Tidak lain adalah ingin menyampaikan tentang ekonomi tingkat tinggi di negeri ini. Harga barang yang terus naik, biaya kesehatan yang tak terjangkau, Rumah Sakit yang semakin sombong, sehingga rakyat kecil jika tidak ber"uang" , jika sakit parah, tidak mampu ditangani puskemas,  tak punya uang, maka "dianjurkan" mengurus pemakaman saja! Hm.... Penerobos ketiga, Tukang kebun yang tidak sengaja! adalah mewakili kita semua! Bahwa ini negri adalah milik rakyat, Pemerintah itu "Numpang" hidup, digaji, difasilitasi pakai uang rakyat.  Mereka Pemerintah diperkejakan untuk "melayani" rakyat, untuk "mensejahterakan" rakyat, bukan untuk menyengsarakan rakyat! Namun, apapun persepsi anda itu hak anda! Semua, berpulang kepada kita semua!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline