Seminggu di Pekanbaru membuat saya tercenung, banyak hal yang menjadi pikiran saya. pertama, apakah memang begini dunia anak belasan tahun. subuh pertama saya di pekanbaru dikejutkan oleh aksi ponakan laki-laki saya yang masih berumur 11 tahun, baru selesai sunat tiga minggu yang lalu. habis imsyak, dia sibuk sms-an dengan teman-temannya hingga subuh, usai sholat subuh lalu datanglah teman-temannya serombongan mungkin seusianya atau malah lebih kecil darinya sekitar 7 atau 8 orang, dan berteriak di beranda rumah " Vandi......!
lalu saya tanya" mau kemana, ndi? ponakan saya jawab:" mau pergi asbun om?". Saya bingung, dengan kata asbun. "apa itu asbun? jawabnya ; Asbun itu Asmara subuh om....olalalala........ketika mereka dah pergi saya tanya ma kakak saya, ya tiap subuh dia dengan kawan2nya memang begitu. susah dicegah, biasanya mereka ngumpul di jembatan leton.....
iseng saya, pergilah ke jembatan leton yang dimaksud pake motor liat asbun itu ngapain aja mereka, olala....disana rame anak laki-laki dan perempuan belasan tahunan, yah anak2 Seumuran SD dan SMP kumpul-kumpul disana, bergelut, duduk-duduk berpasangan memandang ke sungai siak yang kumuh, ada yang di motor, di bawah rindang pepohonan, memandang kabut pagi yang berangsur hilang seiring munculnya mentari pagi. saya lanjutkan ke politeknik ternyata begitu juga, selain rame anak belasan juga banyak remaja tingkat SMA dan mahasiswa mojok disana.....olalala
malam berikutnya saya coba pula melihat-lihat situasi saat taraweh di jalan sudirman terutama di gedung MTQ tempat anak-anak muda pekanbaru biasanya kumpul, walaaan.... ramenya para remaja disana bergerembolan main kembang api dan petasan, ada yang bojok berpasang-pasangan, saya perhatikan membuat saya geleng-geleng kepala, mojok berduaan bukan sekedar duduk berdua saling cerita sambil makan kacang atau kuaci, ku dan minuman seperti yang saya pikirkan, tapi mesranya betul-betul mesum. Ada yang duduk ceweknya di depan berselonjor, cowoknya memeluk dari belakang dan tangan si cowok menghilang dibalik sweater yang dipakai si cewek, dan si cewek terlihat nampak menikmati kehangatan seperti itu sambil merebahkan kepalanya di bahu cowoknya sambil senyum-senyum mesra, ada juga yang si cowok didepan sedang si cewek memeluk dibelakang dan tangan si cewek udah nggak kelihatan lagi di antara selangkang cowok yang ditutup dengan kaki dilipat sambil bersedekap, dan si cewek begitu mesranya menggoda si cowok, ada yang duduk bersisian saling merapatkan tubuh, dan tangan saling bergenggaman, banyak lagi aktivitas yang dibawah remang cahaya lampu dan kilat petasan seakan tak peduli dengan ramenya orang-orang yang melirik ke mereka dan lalu lalang di depan mereka..... lucunya kadang petasan yang meletus di depan mereka pon mereka tak perduli....olalalala.........
lalu saya berjalan pelan menyisir jalanan kota, anak-anak genk motor kumpul dimana-mana, ada yang berpasangan, berpeluk mesra, anak-anak muda belasan tahun di jalanan begitu mesranya ........
saya ingat ponakan laki-laki saya, ingat ponakan perempuan saya, ingat masa depan. lalu saya mengingat2 masa remaja saya dulu, tidaklah seperti ini...atau memang saya yang bukan anak gaul dulunya.....apakah anak gaul memang begitu gampang menggauli dan digauli....entahlah....
saya lalu pulang dengan beragam pertanyaan.....`dan saya membaginya pada anda pembaca.......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H