Lihat ke Halaman Asli

Mustafa Kamal

TERVERIFIKASI

Seorang akademisi di bidang kimia dan pertanian, penyuka dunia sastra dan seni serta pemerhati masalah sosial

Pasport Baru China Memasukkan Natuna sebagai Wilayahnya

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membaca berita Antaranews.com, Rabu (12/3) tentang Klaim China atas sebagian wilayah Natuna sebagai miliknya tentu membuat kita harus mulai "mewaspadai" China.  Seperti dijelaskan Asisten Deputi I Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Bidang Dokrin Strategi Pertahanan, Masekal Pertama TNI Fahru Zaini sebagai berikut: "China telah mengklaim wilayah perairan Natuna sebagai wilayah laut mereka. Klaim sepihak ini terkait sengketa Kepulauan Spratly dan Paracel antara negara China dan Filipina. Sengketa ini, akan berdampak besar terhadap keamanan laut Natuna." Berikut peta terbaru China yang sudah dirilis di Paspor terbaru mereka:

Gambar. Perairan terbaru yang di Klaim China sebagai miliknya (sumber. mi2g)

Dalam peta tersebut terlihat China memasukkan sebagian wilayah Natuna sebagai wilayahnya.  Keberanian China memasukkan wilayah Indonesia dan wilayah gugusan pulau Spratlys yang masih disengketakan 5 negara tersebut adalah suatu tindakan provokatif yang sangat melampau. Karenanya seperti dijelaskan Fahru Zain, TNI akan memperkuat sistem strategi dan kemampuan komponen utama TNI sebagai alat pertahanan NKRI, terutama dalam kemampuan, kekuatan dan gelar pasukan bila terjadi sesuatu di wilayah Natuna.

China belakangan memang diketahui semakin gencar gelar kekuatan militernya. Kekuatan militer dan ekonomi China sekarang ini memang telah membuat China semakin berani dan terlihat makin "kurang ajar" ditandai dengan klaimnya atas wilayah yang diyakini kaya dengan minyak dan gas alam di Asia - Pasifik termasuk Asia Tenggara.

Bukan hanya itu, China pada pasport terbarunya tersebut juga terang-terangan mengklaim wilayah India Arunachal Pradesh dan Aksai Chin - di wilayah Ladakh - Jammu & Kashmir  sebagai bagian dari China.

Nah, Indonesia sebagai negara terbesar di Kawasan Asia Tenggara dan Pengagas Gerakan Non Blok harus memainkan kebijakan luar negerinya lebih aktif. Indonesia harus tegak sama tinggi dan duduk sama rendah dengan Kekuatan Blok Barat yang dinakhodai Amerika Serikat dan Inggris, serta Kekuatan Blok Timur yang dinakhodai Rusia dan Cina. Letak Geografis Indonesia yang sangat penting akan tetap menjadi incaran kedua blok tersebut yang hingga kini terus berseteru tersebut. Indonesia jangan sampai lengah dan terpancing berpihak ke salah satu blok!

Jika kita selama ini fokus mewspadai AS dan sekutunya, maka kini pun kita perlu mewaspadai Cina dan Rusia yang kini seolah-olah berada "dibelakang" kita. Jangan sampai lena!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline