[caption id="" align="aligncenter" width="640" caption="Alana, Manusia hasil Rekayasa embrio / Sumber. http://www.iflscience.com/"][/caption] Berselancar di laman Facebook hari ini, saya terhenti lama pada sebuah status dan tautan artikel sahabat FB tentang Alana Saarinen. Statusnya kurang lebih begini: " Sudah saatnya agama membahas fenomena " Alana Saarinen -Manusia dengan tiga orangtua biologis", bukan melulu tentang bid'ah, moral, spritual, ibadah, amal, dan lain-lain!" Nah, mari kita baca sejenak artikel yang ditautkan tersebut dengan judul " Meet Alana, The Girl With Three Biological Parents" . Alana gadis Inggris ini adalah anak dari seorang Ibu yang menderita "kemandulan" yang kemudian bersedia melakukan pengobatan infertilitas dan menjadi objek penelitian di St. Barnabas Isntitute di New Jersey, Inggris. Dari hasil penelitian diketahuilah bahwa bagian sel telur sang ibu yang berisi struktur kecil yang disebut mitokondria mengalami kerusakan. Hal inilah yang dicurigai penyebab "kemandulan" sang ibu. Akhirnya dilakukanlah penggantian bagian sel telur ibunya yang memiliki mitokondria rusak tersebut dengan bagian sel telur pendonor yang sehat mitokondria-nya. Penelitian ini berhasil, dan lahirlah Alana. Karena Mitokondria masing-masing sel telur dari wanita berbeda memiliki genom yang berbeda, maka itulah sebanya dikatakan Alana memiliki tiga orangtua biologis yaitu satu ayah dan dua ibu yaitu ibu kandung dan Ibu pendonor mitokondria yang baik. Diperkirakan manusia memiliki sekitar 30.000 genom yang diantaranya genom mitokondria. Genom mitokondria yang dimiliki Alana sekarang berasal dari "ibu donor"nya. Hasil penelitian juga menyebutkan sel Mitokondria yang rusak diyakini adalah penyebab penyakit keturunan pada sel otak, jantung dan sistem pernafasan. Inggris saat ini mempertimbangkan untuk melegalkan proses penggantian mitokondria rusak di sel telur ini agar tidak terus diturunkan ke generasi selanjutnya. Diketahui 5000 kelahiran setiap tahun di Inggris mengalami masalah pada otak, jantung dan pernafasannya. Namun sayang penelitian ini "belum aman" dari 17 kelahiran dari hasil percobaan ini paling banyak sang ibu mengalami keguguran, lainnya mengalami gangguan mental, dan ada juga yang terlahir tanpa kromosom X. Alana adalah salah satu kasus kelahiran yang berhasil, yang sejauh ini masih sehat dan normal. Atas hasil penelitian tersebut pihak Opisisi dan kalangan Agamawan di Inggris menolak keras tindakan ini karena dianggap melakukan intervensi terhadap fitrah Tuhan, belum lagi jika melihat penelitian sejenis terhadap hewan yang gagal karena memiliki keturunan yang cepat menua dan gangguan penyakit lainnya. Namun yang pro melihat salah satu jalan untuk menjawab keinginan wanita mandul dan keinginan untuk memperbaiki kualitas generasi Inggris agar sehat cara ini mereka minta dilegalkan saja. Nah, apakah Alana akan bertahan lama? apakah Alana akan terbebas dari penyakit kelainan jantung , otak, sistem pernafasan dan lain-lain yang menurut ahli embrio disebabkan oleh mitkondria yang mengalami kerusakan? Sejauh ini belum ada keterangan lebih lanjut. Biarkan waktu yang menjawabnya. Lalu bagaimana fenomena ini kalau kita kaitkan dengan agamat. Menurut penulis fenomena ini adalah salah satu bukti atau Jawaban mengapa Islam mengajarkan dibelakang nama kita disematkan nama Ayah bukan nama ibu. Misal Arman dan adiknya Aminah maka nanti dalam menikah disebutkan namanya Arman bin Abdullah, Aminah binti Abdullah. Mengapa bukan nama ibu? Sebabnya ya hasil penelitian ini bahwa DNA mitokondria hanya diturunkan dari ibu yang dalam hal ini sel telur bisa "direkayasa" salah satunya dalam penelitian ini ada penggantian mitokondria-sitoplasmanya yang berbeda genomnya antara ibu kandung dan pendonor. Dengan arti kata si anak "memiliki" dua ibu. Daripada mengacaukan nasab maka baiknya nama ayahlah yang digunakan. Selanjutnya apakah proses "kloning" atau pergantian mitokondria ini nantinya bila berhasil bisa dihalalkan? Para ahli bersikukuh bahwa proses ini bukan kloning tapi proses pengobatan untuk mengatasi kemandulan dan penyakit bawaan layaknya seperti transpalansi hati, ginjal, mata dan lain-lain. Dengan kata lain hanya proses penggantian organ yang rusak dengan yang baik pada seseorang. Kalau proses transpalasi hati, ginjal, mata dihalalkan maka proses inipun seharusnya juga halal. Ada yang ingin berpendapat menurut pandagan agama, dipersilahkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H