Lihat ke Halaman Asli

Antara Ketakutan dan Kecemasan

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku sakit. Itulah kenyataanya saat memasuki awal bulan Maret 2014. Karena kelelahan dan badan yang selalu diforsir kerja, membuat tubuhku mudah terserang demam dan flu. Ini hal biasa terjadi pada siapapun. Namun, apakah karena sakit inikah yang akhirnya kutulis judul “Antara Ketakutan dan Kecemasan”?. Kurasa tidak. Bukan ini yang menyebabkan kata takut dan cemas. Karena ada hal lain yang tiba-tiba saja menghantam hidupku hingga kecemasan dan ketakutan mengikuti setiap langkahku.

Setelah kesembuhanku, tiba-tiba Emak jatuh sakit. Aku pikir ini sakit biasa. Sama sepertiku, hanya deman dan flu biasa. Dan seperti biasanya, Emak tidak akan lama jika hanya demam dan flu. Tidak sama sepertiku yang bisa sampai satu minggu atau kadang lebih bila terkena flu atau demam. Emak lebih kuat dan ketahanan tubuhnya lebih kebal dariku. Hingga jika terkena demam atau flu, bisa segera sembuh dalam jangka 2-3 hari saja. Namun kali ini tiba-tiba Emak sakit agak lama dari biasanya. Seminggu lebih hanya mampu berbaring saja bahkan juga malas makan.

Setelah dibawa ke dokter, hal yang mengejutkan membuat tubuhku gemetar dan tak bertenaga. Sakit yang Emak derita akibat dari penyakit matanya. Dokter memvonis Emak terkena keratitis. Mata Emak tidak bisa disembuhkan kecuali hanya dengan melakukan cangkok kornea mata.
Sungguh ini bukan kabar yang membuatku bisa duduk tenang. Aku gemeteran dengan tubuh lemas. Segala upaya coba aku lakukan. Aku pun memeriksa tekanan darah dan gula darah Emak. Satu lagi yang membuatku terkulai lemas, tekanan darah Emak tinggi. Sementara tes gula darahnya masih lumayan dan taraf aman. Namun, Dokter pun berkata jika Emak beresiko tinggi untuk struk dengan tekanan darahnya yang tinggi.

Lemas seluruh tubuh membuatku stress berkepanjangan. Barat badanku turun drastis. Aku buta dengan hal-hal ilmu kedokteran. Aku buta dengan nama dan jenis penyakit dalam istilah kedokteran. Aku hanya tahu satu nama jenis penyakit yaitu flu. Namun keratitis yang menyerang Emak, membuatku harus tanya sana-sini. Apa obatnya dan bagaimana penyembuhannya. Aku pun tanya mbah goegle untuk hal yang satu ini. Benarkah keratitis hanya bisa disembuhkan dengan cara cangkok kornea mata?

Ternyata benar. Ada beberapa macam penyakit mata keratitis yang bisa dikatakan sangat berbahaya dan bahkan menyebabkan kebutaan. Dan salah satunya adalah keratitis acanthamoeba yang saat ini diderita Emak. Selama beberapa hari, aku berupaya agar Emak sembuh dan sehat seperti sediakala. Karena sejak Emak sakit, beliau hanya bisa berbaring tanpa mau menyentuh makanan apapun.

Mungkin ini langkah awal yang aku lakukan karena masih awam dalam hal penyakit yang satu ini.
Pagi hari aku buatkan jus timun dan apel buat Emak. Pertama aku ingin menurunkan tensi darahnya terlebih dulu agar normal kembali. Karena hal itu yang membuat Emak sulit sekali bangun dengan keluhan sakit kepala dan mata tidak bisa dibuka. Bahkan aku pun memberikan buah manggis pada Emak agar dikonsumsinya. Semua itu aku lakukan karena setelah dari dokter, Emak tidak mau minum obat. Selalu mengeluh kepalanya sakit, mual dan ingin muntah. Bahkan makanan pun setelah dimakan, sesaat akan dimuntahkannya lagi. Emak juga selalu mengeluh jika mulutnya kering dan terasa pahit. Suhu badannya pun tidak tetap. Kadang panas dan terkadang juga dingin.

Meskipun saat ini kondisi Emak sudah mulai membaik, namun ketakutan serta kecemasan terus menghantuiku. Dalam tidur aku sering terbangun dengan tubuh gemetar. Dalam ketakutan dan kecemasan, aku hanya mampu berdoa. Meminta waktu untuk kesembuhan Emak kembali sehat seperti sediakala. Memberikan Emak waktu yang panjang untuk bisa terus bersamaku. Karena masih banyak hal yang belum purna kelakukan untuk Emak. Belum sempurna kebahagiaan yang bisa kupersembahkan buat Emak.

Aku pun menulis ini hanya ingin membuang rasa takut yang hingga kini masih menghantuiku. Kuharap tulisan ini mampu menghilangkan rasa cemas dan ketakutanku. Antara ketakutan dan kecematan, tidak ada tempat bagiku untuk mengeluh dan bersandar kecuali padaNya. Serta berharap waktu yang panjang terus berpihak padaku dan Emak untuk bisa bersama. Amiin.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline