Lihat ke Halaman Asli

Muhib Albuwaity

Coretan Albuwaity

Merona Tinta Pena

Diperbarui: 26 Desember 2021   05:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jajar huruf berbaris merangkai kata, satu dan urutan selanjutnya menyampaikan makna. Bulat pepat titik memisahkan satu untaian makna dan suasana rangkai barisan kata. Bagi pelihat hanya sunyi semata, nun nampak rapi nan elok rupa barisannya. Lain bagi mereka yang turut bersorak dan melantunkan kebahagiaan jajar kalimat teruntai tersebut.


Sederhana, gores tinta basah berjalam merangkai bentuk huruf per huruf menjadi kata hingga terangkai kalimat indah. Hembus angin menyerbak kesunyian rangkaian, membunyikan derap kata per kata. Gesekan dedauan mengiringi hembusan tiap pepat titik pemisah menuju rangkaian selanjutnya. Rona langit senja menggetarkan jiwa sunyi pembaca, satu per satu untaian terekam sempurna.


Sejenak langkah rangkaian berderap ditempat, mencoba menyusuri ingatan indah yang terlalui di ruang masa kenang. Dia pemimpin rangkaian ini dan betul sejengkal perjalanannya adalah rona terindah dalam rentang kehidupannya. MEJIKUHIBINIU, pelajaran masa kanak yang lekat penuh bahagia hingga terawat sampai merangkai rona tinta pena beruntai kata-kata.

Tau kah? Kepada siapa dan untuk apa hendak rangkaian kata ini memesonakan eloknya?.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline