Lihat ke Halaman Asli

Muhib Albuwaity

Coretan Albuwaity

Paduan Budaya dan Suguhan Alam: Ekowisata Desa Brayut

Diperbarui: 23 Agustus 2021   10:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kabupaten Sleman -- Masyhur terdengar bahwa Indonesia ragam akan suku-adat-budayanya, dan ditengah perkembangan dan pertumbuhan tekhnologi tentu banyak hal terjadi. Latar berdirinya Indonesia pun, tidak jauh dari rumpun-rumpun desa yang bertekad satu cita, yaitu merdeka dari penjajahan. 

Belum lagi nilai kekayaan air, udara, tanah dan yang terkandung dibawahnya, dan sekarang terbukti dari sekian kekayaan sumber daya alam tersebut wilayah desa yang dikembang biakkan hasil tanah dan kandungannya.

Dari sekian hamparan pulau di Indonesia, nama Yogyakarta telah sangat dikenal dengan kekhasan yang pun begitu kaya. Borobudur menjadi salah satu icon yang sangat dikenal seantero dunia sebagai salah satu keajaiban dunia.

Demikian pola kehidupan sosialnya, diakuinya keraton Ngayogyakarta hingga sekarang menjadi warisan budaya yang tidak habis oleh masa. 

Balutan ke-tradisional-an sekup Yogyakarta inilah, yang secara meluas menjadi daya tarik sendiri bagi pendatang yang berkunjung ke tiap-tiap sudut wilayahnya.

Benar kiranya desa identik akan ke-tradisionalan sosial budayanya, dan tentu ditunjang dengan kelestarian alam serta seluruh rantai kehidupan yang ada. Apa yang ditumbuhkan alam sebagai kekayaan, menyeruah ke penduduk desa hingga terciptalah lingkungan yang berpadu harmoni, diantaranya yaitu bentuk sikap gotong royong dan ramah tamah. 

Joglo menjadi salah satu bentuk tempat tinggal penduduk desa, berkumpulnya sebuah keluarga merayakan keseharian bekerja berdampingan dengan alam. Ya, acara-acara perayaan tercipta beragam ekspresi, syukur atas kelimpahan alam, keharmonisan hubungan masyarakat desa, aman dari bencana musibah dan banyak lagi.

Paduan kekayaan alam inilah yang coba dikelola masyarakat desa brayut sejak lama, kurang lebih mulai era penjajahan bahkan masih kerajaan. 

Sejarah desa brayut membuktikan bahwa masyarakat setempat masih bertahan apapun tekanan yang ada, selama alam dan kelangsungan hidup di dalam tetap harmoni. Bercocok tanam, berkebun, menembang musik dan lagu tradisional, beternak, adalah sekian kegiatan yang mewarnai keseharian.

Harmoni inilah yang menjadi daya tarik bagi orang luar, baik non-pedesaan maupun luar negeri. Tidak butuh waktu lama, desa ini menjadi sorotan pemerintah yang kemudian didukung dengan penguatan lembaga yang memberdayakan desa dan masyarakatnya. 

Ditambah kemegahan alam asri di desa sangat tepat dan cocok untuk pertunjukan-pertunjukan kesenian lain, diantaranya festival jazz terkenal yang sukses terselenggara. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline