Lihat ke Halaman Asli

Menagih Komitmen Indonesia Terhadap Perubahan Iklim

Diperbarui: 7 November 2021   14:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: dlhk.acehprov.go.id


Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, baru saja bertolak ke Eropa untuk mengikuti serangkaian kegiatan internasional, salah satu kegiatan yang akan ia hadiri adalah Conference Of Parties (COP) ke 26. COP adalah forum yang melibatkan 197 negara yang terlibat untuk membicarakan isu perubahan iklim, langkah-langkah untuk menanggulanginya, serta menagih komitmen negara-negara dunia dalam menjaga dan melestarikan bumi.

COP sendiri merupakan  badan pembuat keputusan tertinggi dari United Nations Framework Convention on Climate Change, yang ditandatangani pada 1992. Namun COP baru berlangsung pertama kali pada tahun 1995. Pertemuan pertama ini berlangsung di Berlin, Jerman. Tugas utama COP adalah melakukan peninjauan target-target setiap negara terkait emisi yang diajukan. Pelaksanaan COP akan digilir di antara lima wilayah PBB, yakni Afrika, Asia, Amerika Latin dan Karibia, Eropa Tengah dan Timur dan Eropa Barat dan Lainnya.

Edisi ke 26 COP ini akan berlangsung mulai dari tanggal 1-12 November di Glasgow, Skotlandia, Inggris raya. Pertemuan kali ini akan lebih dispesifikkan sudah sejauh mana negara-negara menjalankan komitmen persetujuan Paris 2015 yakni, untuk menekan laju peningkatan suhu global dibawah 2 derejat celcius. Selain itu,terdapat beberapa isu yang akan dibahas diantaranya, pengurangan emisi gas rumah kaca, penggunaan energi baru terbarukan, dan menyumbangkan miliaran dolar untuk dampak perubahan iklim terutama bagi negara miskin.

Hasil dari pertemuan ini memang sangat patut dinantikan, mengingat semenjak pertemuannya pertama di tahun 1995 belum ada dampak yang signifikan untuk mengatasi perubahan  iklim yang terjadi. Serangkain kejadian menjadi bukti masih rendahnya komitmen tiap-tiap negara untuk menyelamatkan bumi ini, salah satunya adalah peningkatan suhu panas bumi.

Meningkatnya suhu panas udara dan terjadinya anomali cuaca merupakan salah satu contoh kecil telah terjadinya perubahan iklim. 

Menurut United Nations Framework Convention on Climate Change/UNFCCC) mendefinisikan Perubahan iklim sebagai perubahan iklim yang disebabkan baik secara langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia sehingga mengubah komposisi dari atmosfer global dan variabilitas iklim alami pada perioda waktu yang dapat diperbandingkan.

Penyebab utama terjadinya perubahan iklim adalah pemanasan global. Meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca  yang membuat lapisan atmosfer bumi semakin tebal. Penebalan atmosfer bumi ini mengakibatkan panas bumi terperangkap, inilah menjadi alasan terjadinya peningkatan suhu bumi. 

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab utama terjadinya peningkatan gas rumah kaca, yakni kerusakan hutan dan alih fungsi lahan, meningkatnya deforestasi, penggunaan energi fosil yang cukup tinggi, energi yang tidak ramah lingkungan, dan pembuangan limbah industri maupun limbah rumah tangga.

Selain meningkatnya suhu panas bumi atau naiknya konsentrasi gas rumah raca di lapisan atmosfer, tanda lainnya pemanasan global adalah peningkatan muka air laut, dan melelehnya lapisan es di kedua kutub bumi. Peningkatan suhu di bumi setiap tahunnya mengalami peningkatan yang cukup signifikan. 

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh beberapa lembaga metereologi dunia  (WMO) memperkirakan , pada 2025 terdapat 40 persen kemungkinan temperatur 1,5 derajat Celcius (1,5C) lebih panas setidaknya dalam setahun dibandingkan masa pra industri (atau pada 1850-an). Badan antariksa Amerika Serikat, Menurut badan antariksa AS, NASA (National Aeronautics and Space Administration), tahun 2O2O adalah periode paling panas yang pernah dicatatkan Bumi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline