Lihat ke Halaman Asli

Ulul Husna

Ibu Rumah Tangga yang nyambi menjadi Guru dan cerpenis

Jangan Gagap Teknologi Terus- Sekelumit Pengalaman untuk Mendaftar Sebagai PPPK Guru

Diperbarui: 12 Oktober 2023   07:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Beberapa hari lalu, saya dan para rekan guru di bawah naungan kementerian agama sedang heboh-hebohnya melakukan pendaftaran seleksi PPPK melalui laman SSCASN. Meski bukan hal baru dan mulai booming pada saat pandemi Covid 19 lalu, tapi mendaftar hal apapun secara online nyatanya benar-benar membuat saya sedikit kesulitan. Tetek bengek tentang pembuatan akun, mengupload berkas, menyematkan materai dan bahkan memperkecil dan memperbesar ukuran file benar-benar membuat kepala pusing dan harus seperti bocah yang baru saja mengenal abjad.

Saya bahkan membutuhkan dua hari untuk membuat akun karena adanya tanda tangan digital yang harus disematkan.

Akan sangat mudah bagi seseorang untuk menulis paraf dengan pulpen, tinggal corat-coret maka jadilah. Tapi lain halnya jika menggunakan tetikus yang biasanya hanya saya gunakan untuk mengklak-klik dan mensecroll layar laptop. Paling banter mouse saya gunakan untuk mem-blok teks. Dan kemarin saya harus membuat tanda tangan menggunakan mouse. Betapa kakunya tangan ini dan bisa dibayangkan hasil tanda tangan digital saya yang mirip tanda tangan anak TK. 

Itu baru permasalahan dalam pembuatan akun di laman SSCASN. Permasalahan lain muncul ketika saya harus mengupload berkas.

Sebenarnya gampang saja untuk mengupload berkas. Yang menjadi persoalan adalah ketika ukuran file berkas tidak sesuai dengan yang diminta. Entah itu terlalu kecil atau terlalu besar. Maka saya harus mau belajar lagi pengetahuan baru yang belum pernah saya pelajari mulai dari Sekolah Dasar sampai perguruan tinggi.

Namun, karena dituntut untuk harus menyelesaikan tugas mengupload tepat waktu, jadilah saya bergerilya di dunia maya, tanya sana sini kepada Mbah google, demi mempelajari apa itu Compress dan Resize file.

Satu tantangan telah terlampaui. Ketika saya sudah bisa mengunggah file yang diinginkan, muncul lagi satu permasalahan. Ada berkas lain yang harus dibubuhi materai sebelum mengunggh ke laman SSCASN. Bukan materai biasa, tapi e-materai.

Seumur hidup, saya belum pernah sama sekali menyematkan materai elektronik pada sebuah dokumen resmi di dalam laptop. Gaptek? Iya memang. Tapi memang seperti ini kenyataannya. Lagi-lagi saya mengandalkan informasi dari intenet untuk segala hal yang berhubungan dengan e-materai ini, mulai dari cara pembelian dan cara membubuhkannya.

Ada satu kejadian mengesalkan tapi menjadi satu pembelajaran luar biasa bagi saya tentang e-materai ini.

Di salah satu berkas, saya sudah membubuhkan e-materai setelah 'drama' pembelian dan cara pembubuhan. Dengan hati lega saya mengunggah dokumen tersebut. Betapa saya kaget, ternyata dokumen yang saya unggah tertolak dengan alasan ukuran file yang terlalu besar. Akhirnya, mau tak mau saya harus mengkompress berkas tersebut. Dan yang membuat saya kesal, e-materai yang saya bubuhkan tidak bisa ikut tersemat pada berkas baru yang memiliki file lebih kecil. Saya harus membeli e-materai lagi untuk dokumen yang baru. Dan materai elektronik yang tersemat di dokumen lama menjadi mubadzir. Hilanglah nominal sepuluh ribu rupiah saya. Tapi tidak dengan sia-sia. Setidaknya lagi-lagi saya mendapatkan ilmu baru yang berharga.

Tantangan tak berhenti sampai di situ.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline