Lihat ke Halaman Asli

Albin Daud

mahasiswa

Pengukuran Termokimia

Diperbarui: 5 Desember 2021   08:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pengukuran Termokimia

Termokimia adalah ilmu kimia yang mempelajari tentang panas. Suatu reaksi kimia untuk terjadinya suatu energi. Terjadinya energi tersebut dapat menghasilkan energi dari panas tertentu. Dalam termokimia dapat mempelajari kalor dan menentukan energi panas. Termokimia menggunakan suatu rumus untuk menentukan energi panas. Dengan belajar kalor dapat mengetahui dan mengatur suatu energi.

Termokimia bermanfaat untuk kita semua, maka dari itu kita mempelajari termokimia. Termokimia bermanfaat di lingkungan masyarakat seperti kita jika akan memasak kita membutuhkan gas LPG. Dengan adanya gas kita dapat melakukan pembakaran untuk membantu dalam kehidupan. Termometer zat cair bermanfaat untuk mengetahui suhu orang yang terkena demam supaya dapat melihat suhu orang demam. Panasnya api dapat membentuk besi untuk membuat sesuatu.

Semua yang kita pelajari dalam suatu ilmu termokimia dapat hikmahnya. Memperkuat ibadah karena kita telah membuktikan apa yang ada di dalam al-quran itu ada. Bersyukur karena kita dapat melakukan kehidupan sehari-hari dengan mudah, dengan adanya termokimia. Menggunakan ilmu yang telah dipelajari dengan baik dan benar supaya dapat berkembang dengan lebih baik lagi.

Dalam mempelajari suatu termokimia kita dapat mempercayai dan menambah iman kita terhadap Allah SWT. Dengan adanya surat al-kahfi ayat 96, membicarakan tentang besi dibakar dengan api kita akan lebih percaya dengan Allah SWT. Serta di surat Ar-rad ayat 17 yang membahas turunnya hujan mengalir ke lembah menurut ukurannya. Mempelajari termokimia dengan membaca dan memahami al-quran dan menemukan surat yang mengandung termokimia, dapat lebih beriman dan percaya dengan adanya Allah SWT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline