Lihat ke Halaman Asli

Tak Perlu Takut Membangun Hubungan Pertemanan dengan yang Berbeda Suku

Diperbarui: 11 November 2022   17:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam buku Intercultural Communications: A Reader (1982) karya Samovar mengatakan bahwa setiap individu memperlukan hubungan sosial dengan individu lainnya untuk memenuhi pertukaran pesan yang sebagai alat pemersatu. Maka, sudah sewajarnya bila kita membangun hubungan dengan individu lain untuk saling berinteraksi. Hubungan yang baik ditambah dengan komunikasi yang baik sehingga terjadi timbal balik dapat membuat semakin eratnya hubungan antar individu. Sedangkan budaya merupakan tatanan berupa kepercayaan, sikap, nilai yang dimiliki oleh sebuah kelompok dan dilakukan serta diturunkan dari generasi ke generasi.

Seperti yang dilansir dalam Wikipedia, tercatat ada lebih dari 1.340 suku bangsa yang tersebar diberbagai pulau di Indonesia menurut sensus Badan Pusat Statistik pada tahun 2010. Keanekaragaman inilah yang membuat Indonesia semakin menarik dari segi budaya yang dimiliki, maka tidak heran bila kita sering menjumpai masyarakat yang berbeda suku di lingkungan sekitar kita dan fenomena tersebut merupakan hal yang wajar. Karena hal tersebut terjadi disekeliling kita maka akan terjadi sebuah interaksi didalamnya, interkasi ini disebut dengan komunikasi antarbudaya yang berarti sebuah kondisi yang melibatkan banyak orang dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda dalam sebuah kegiatan komunikasi. Interaksi tersebut dapat dikatakan sebagai hubungan interpersonal.

Berbicara tentang hubungan interpersonal khususnya dengan yang berbeda suku, saya memiliki sebuah pengalaman menarik saat di dunia perkuliahaan saat ini. Saya yang tinggal di tanah Jawa bertemu dengan teman saya yang berasal dari tanah Sumatra. Saat itu kami dipertemukan melalui sebuah platform online dan mulai berkenalan satu dengan yang lainnya. Saat pertemuan offline pun tiba.

(Saya terkejut ada seseorang yang memanggil nama saya dengan nada lantang seperti ingin mengajak berkelahi)

A: (mencari sumber suara dan ternyata dia adalah teman saya yang berasal dari tanah Sumatra)

(Perbincangan pun terjadi)

A: Kenapa tadi kamu memanggil nama saya dengan lantang seperti ingin mengajak berkelahi?

D: (Sambil tertawa) Oh maaf kalau tadi kamu terkejut, memang nada suaraku tinggi karena aku berasal dari suku Batak dan nada seperti itu sudah biasa di lingkungan kami bukan maksud untuk mengajak berkelahi tapi karena saya antusias bertemu dengan kamu.

A: Oh ternyata seperti itu, maaf ya kalau aku salah dalam mempersepsikan nada suaramu tadi.

(Perbincangan pun berlanjut dan kami menjadi teman baik)

Pengalaman saya tersebut terjadi akibat saya kurang tahu latar belakang budaya lawan berbicara saya sehingga terjadilah salah persepsi atau salah paham. Maka dari itu pentingnya dalam sebuah interaksi untuk mengetahui saling mengetahui latar belakang dari lawan berbicara kita supaya kesalah pahaman dapat dihindari. Karena pada akhirnya dalam sebuah komunikasi budaya akan menjadi salah satu hal untuk mengatur setiap konteks perbincangan dengan kata lain saat ingin berkomunikasi dengan orang lain lebih baik kita mengerti konteks, situasi, serta latar belakang budayanya terlebih dahulu (Samovar, 2017).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline