Lihat ke Halaman Asli

Albertus Edy Kurniawan

Mahasiswa Aktif

Penerapan Teknologi PHT dalam Budidaya Kubis

Diperbarui: 26 Juni 2023   12:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: dokumen pribadi

Kubis (Brassicae oleraceae Var. capitata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman sayur yang memiliki peluang besar untuk dibudidayakan hal ini dilatar belakangi oleh karakteristik sayur yang tidak mudah rusak saat di distribusikan. Namun dalam proses budidaya tidak sedikit gendala yang dihadapi, terutama masalah terhadap tingkat serangan OPT yang seringkali menyebabkan gagal panen.

 Upaya yang dapat dilakukan untuk mempertahankan hasil produksi kubis yaitu dengan melakukan penerapan teknologi PHT  pada tanaman kubis. Penerapan teknologi PHT pada budidaya kubis ternyata lebih munguntungkan baik dari segi finansial maupun kelestarian lingkungan dibandingkan dengan budidaya  secara konvensional.

Upaya yang  dilakukan oleh petani dalam mengatasi permasalahan hama dan penyakit tanaman kubis pada umumnya dilakukan dengan melakukan pengendalian secara kimiawi. 

Menurut salah satu hasil penelitian woodford biaya penggunaan pestisida kimia dalam budidaya kubis yang dilakukan oleh petani di daerah Bandung sebesar 30% dari total seluruh biaya produksi. 

Penyemprotan pestisida kimia ini umumnya digunakan secara intensif dengan interval penyemprotan yang cukup pedek sehingga banyak dampak negatif yang dihasilkan dari kegiatan ini, beberapa dampak negatif yang ditimbulkan yaitu terjadinya resistensi hama utama tanaman kubis seperti ulat Plutella xylostella L. terganggunya kehidupan musuh alami dan parasitoid, serta kualitas produk kubis yang dapat membahayakan konsumen dari residu yang tertinggal pada produk.

Untuk mengatasi masalah pengendalian hama dan penyakit secara kimiawi, salah satu trobosan yang dapat dilakukan yaitu melakukan penerapan teknologi Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dengan tujuan untuk membatasi penggunaan pestisida maupun bahan kimia lain seminimal mungkin, namun kualitas dan kuantitas hasil produksi kubis masih dapat tercapai. 

Langkah awal yang dapat dilakukan dalam menerapkan teknologi PHT ini adalah pemahaman dasar tentang biologi dan ekologi hama dan penyakit dari tanaman kubis sehingga proses budiaya dan penerapan PHT dapat berjalan dengan baik. 

Beberapa tahapan PHT tanaman kubis, dalam proses budidaya dengan penerapan teknologi PHT kubis ditanam secara monokultur dan tumpang sari dengan tujuan terjadinya keseimbangan hayati pada ekosistem, persipan tanaman dalam budidaya kubis dilakukan dengan membajak tanah sedalam 20-30 cm kemudian sisa-sisa tanaman atau gulma pada saat pengolahan lahan dikubur dalam satu lubang untuk menghindari terjadinya sumber penyakit bagi tanaman kubis.

Selain itu dalam proses pengolahan tanah dilakukan juga pemberian kapur dolomit untuk menekan perkembangan penyakit akar bengkak pada kubis, pengadaan bibit dan persemaian dilakukan dengan langkah awal merendam benih dengan menggunakan air hangat selama 15 menit dengan tujuan membebaskan benih penyakit yang ada pada benih serta dapat mempercepat perkecambahan benih.

Kemudian benih dapat disemaikan didalam greenhouse atau di bawah naungan persemaian supaya bibit dapat tumbuh dengan baik, dalam proses persemaian tentu terjadi serangan hama dan penyakit, dalam mengatasi maslah ini maka pengendalian pada tingkat serangan rendah pada bibit kubis dilakukan secara fisik dengan pengamatan selintas pada saat proses perawatan dan tindakan penyemprotan pestisida pada tingkat serangan berat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline