Isu Kedokteran - Makanan yang Jatuh Sebelum 5 Detik Masih Layak Dikonsumsi
Bayangkan ini. Siang itu, Anda baru saja pulang dari toko donat dan membawa pulang beberapa buah donat yang berharga lumayan mahal. Ketika itu, Anda sedang memindahkan donat dari kemasan ke sebuah piring. Tiba-tiba, ketika sedang mengambil donat dengan menggunakan pencapit, Anda tidak sengaja menjatuhkan salah satu donat tersebut ke lantai.
Awalnya, Anda memilih untuk tidak jadi memakan donat yang telah terjatuh tersebut. Namun, melihat tampilan donat yang begitu menggoda dan harganya yang mahal, Anda yang lapar pun memungut donat tersebut dan akan segera memakannya. Anda juga teringat akan perkataan seorang bijak bahwa apabila suatu makanan belum lima detik berada di atas permukaan lantai, makanan tersebut masih aman untuk dimakan.
Beberapa dari kita sering menjatuhkan makanan kita dan beranggapan bahwa sebelum lima detik, makanan masih aman untuk dimakan. Apakah anggapan yang sudah lama kita dengar ini benar adanya? Apakah makanan yang jatuh selama kurang dari lima detik masih bebas dari bakteri atau mikroorganisme berbahaya yang dapat mengancam kesehatan kita?
Hal yang menarik adalah tidak hanya orang Indonesia saja yang memiliki anggapan seperti itu, namun juga masyarakat dunia. Di luar negeri, anggapan ini disebut 'Five-Second Rule'. Seperti yang dikatakan oleh Hunter (2009), anggapan atau 'aturan' ini mengatakan bahwa apabila seseorang tidak sengaja menjatuhkan makanan ke lantai, namun orang tersebut langsung memungut makanan tersebut dalam waktu kurang dari 5 detik, makanan tersebut masih aman untuk dimakan.1
Untuk membuktikan kebenaran dari anggapan ini, telah ada sejumlah peneliti di seluruh dunia yang tertarik untuk mendalami topik ini di dalam penelitiannya. Misalnya, Miranda dan Schaffner dari Rutgers University yang meneliti perpindahan bakteri Enterobacter aerogenes dari permukaan lantai ke makanan yang jatuh, dan Dawson, dkk. yang meneliti pengaruh waktu kontak makanan dengan permukaan lantai terhadap perpindahan Salmonella typhimurium.
Menurut Miranda dan Shaffner (2016), Waktu kontak mempengaruhi transfer (perpindahan) bakteri dari permukaan lantai ke makanan. Semakin lama waktu kontak, semakin banyak jumlah bakteri yang berpindah. Selain itu, menurut sebuah press release yang dilakukan oleh Aston University, Inggris, kondisi permukaan dan jenis makanan juga mempengaruhi lamanya waktu perpindahan bakteri ke makanan, contohnya bakteri berpindah lebih lama dari permukaan karpet dibanding dari permukaan ubin atau kayu.2 Dari sini dapat dikatakan bahwa menilai suatu makanan jatuh aman dimakan dari segi waktunya saja tidak cukup, karena terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Miranda dan Schaffner (2016) menunjukkan bahwa perpindahan bakteri E. coli dari permukaan lantai ke permen kunyah dan biskuit yang jatuh mulai teramati dalam waktu kurang dari lima detik.2
Melihat hasil penelitian di atas, tidak diragukan lagi bahwa makanan yang telah jatuh tidak aman untuk dimakan. Bakteri yang berbahaya untuk kesehatan kita ternyata membutuhkan waktu kurang dari lima detik, bahkan seketika, untuk menginvasi makanan yang kita jatuhkan, seperti pernyataan Miranda dan Schaffner (2016) bahwa tidak peduli seberapa cepat kita memungut makanan dari lantai, bakteri sudah menempel pada makanan tersebut.
2 Perlu diketahui pula bahwa sebanyak 97 kasus keracunan makanan di Amerika Serikat pada tahun 2013 disebabkan oleh cross-contamination, atau kontaminasi oleh bakteri yang berpindah dari suatu permukaan ke makanan.
3 Walaupun terdapat fakta bahwa perpindahan mikroorganisme dari permukaan lantai ke makanan disebabkan oleh beberapa faktor seperti jenis permukaan lantai (misalnya permukaan karpet yang memperlama waktu perpindahan bakteri), lebih baik kita mengambil langkah aman untuk tidak memakan makanan yang telah jatuh.