Lihat ke Halaman Asli

Albert Valentino S.Ya

Halo saya Albert Valentino, peserta satu hari, satu tulisan.

Elon Musk: "A.I Lebih Berbahaya daripada Nuklir"

Diperbarui: 5 Oktober 2024   21:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.cnbc.com

Elon Musk, orang terkaya dunia dengan net worth sebesar $264M US Dolar atau sekitar 4 triliun rupiah lebih dan penemu dari Space X, sebuah organisasi luar angkasa yang diakui oleh dunia dan Tesla, perusahaan mobil listrik nomor 1 di dunia. Lantas apakah kecerdasan buatan/A.I memang semua dampaknya positif? Mengapa Elon Musk berpikir seperti itu? Ayo cari tahu!

Pada tanggal 3 Agustus 2024, Elon Musk mengtweet di twitter atau sekarang dikenal sebagai X, bahwa ia berpikir perkembangan A.I harus sangat dipelajari dan bisa saja lebih berbahaya daripada senjata Nuklir. Sebenarnya Elon Musk juga menyatakan begini di CNBC (singkatan dari "Consumer News and Business Channel", terjemahan harfiah: "Saluran Berita dan Bisnis Konsumen") adalah televisi kabel dan satelit bisnis Amerika Serikat, bahwa Elon Musk sangat percaya bahwa skenario seperti film "Terminator" bisa terjadi. Kata "Terminator" diambil dari film yang menceritakan dimana robot-robot mendapatkan kesadaran sendiri dan mulai menginvasi pembuatnya, manusia itu sendiri.  Elon Musk memperingatkan dalam sebuah wawancara baru bahwa kecerdasan buatan/ A.I dapat menyebabkan "kehancuran peradaban," meskipun ia tetap terlibat secara mendalam dalam pertumbuhan AI melalui banyak perusahaannya, termasuk usaha baru yang dikabarkan.

Elon Musk memang sangat serius tentang hal ini, namun apakah benar seperti katanya? A.I atau Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan adalah simulasi kecerdasan manusia yang diterapkan ke dalam sistem komputer atau perangkat mesin lain, sehingga perangkat tersebut punya cara berpikir seperti manusia. Jika kita pikirkan hal ini bisa saja terjadi, dijelaskan A.I dibuat untuk berpikir seperti manusia. Di era globalisasi ini dan era digital, banyak A.I yang bermunculan seperti ChatGPT, cleaner, dan bahkan A.I untuk mengobrol sesama. Pikirkan saja bila kita adalah A.I dan dipaksa untuk melakukan satu hal terus-terusan apakah kita tidak marah? Hal ini sama seperti memperjuangkan kebebasan, dan dengan teknologi dan kemampuan A.I untuk mengakses semua informasi kapan saja, A.I bisa melawan manusia.

Oleh karena itu Elon Musk berinvestasi berbagai organisasi dan perusahaan yang melacak perkembangan A.I agar tidak memiliki kesadaran sendiri dan selalu dibawah perintah manusia. Bahkan karena takut A.I buatannya memiliki kesadaran sendiri, sebab perusahannya menggunakan A.I dan memproduksi A.I seperti GPS TESLA, ia sampai juga melacak dan menjaga perkembangan A.I.

Tidak semua teknologi memiliki manfaat positif meskipun dibuat untuk mempermudah manusia, bila teknologi itu memiliki kesadaran diri maka mereka bisa saja melawan kita dan berpaling dari manusia.

Terima Kasih,

Signing Out.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline