Pemerintah harus mempertimbangkan dengan matang untung-rugi nya memulangkan eks militan dan simpatisan ISIS ke tanah air. Sebetulnya, ini sangat mengerikan jika pemerintah mengambil langkah untuk memulangkan mereka yang sudah di doktrin khilafah dan anti kebhinekaan.
Mereka yang sudah membenci negeri ini dengan alasan thogut dan tidak sesuai dengan tujuan mereka yaitu negara yang berdasarkan syariat islam akan menjadi pekerjaan besar untuk pemerintah yang akan datang. Membayangkan bagaimana mengerikannya 600 lebih eks militan dan simpatisan ISIS yang akan pulang ke tanah air dan membaur bersama masyarakat.
Selain bisa menyebarkan pahamnya, mereka akan merekrut anggota dan membuat kelompok-kelompok baru yang siap beraksi di masa yang akan datang. Jika alasan kewarganegaraan untuk memulangkan mereka, bukankah mereka sudah merobek dan membakar paspor yang mereka miliki. Alasan apa lagi? HAM? apakah kita akan mengatasnamakan HAM untuk mereka yang tidak peduli dengan HAM?
Jangan terbuai dengan intrik "kemanusiaan", bagi mereka yang tidak menghargai manusia dengan memenggal kepala dan bersukacita atas perbuatan itu. Masih terlalu banyak permasalahan di negeri ini yang perlu perhatian lebih pemerintah, ketimbang memulangkan para serigala yang bisa memakan tuannya sewaktu-waktu. Belum hilang luka di hati keluarga dari korban bom bunuh diri, kini seakan-akan kita memantik api yang perlahan sudah mulai padam.
Mereka akan sangat sulit hidup didalam keberagaman terutama "agama" yang ada di Indonesia. Paham yang selama ini mereka anut untuk membenarkan pembunuhan dengan dalil agama akan sangat mengerikan jika konsep pemikiran itu masih mereka pertahankan dan kembali ke tanah air.
Semoga pemerintah dapat mengambil langkah bijak atas permasalahan ini, dan segera mengumumkan ke publik keputusan apa yang akan diambil. Karna ini menyangkut keberlangsungan hidup dengan keberagaman di Indonesia,jangan sampai dikoyak oleh manusia yang tak tahu diri dan lupa dimana mereka dilahirkan.
Albert Panogu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H