Lihat ke Halaman Asli

albert giban

Warga papua merasa loyal terhadap orang asli papua

Rambut Gimbal di Papua

Diperbarui: 10 Agustus 2019   20:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Aku lebih  mengidolakan Bob Barley. Marley sebagai ikon dari komunitas reggae memang tidak bisa dipungkiri, namun sebagai manusia yang masih berusia 19 tahun, tentunya aku tak akan mengenal Bob Marley kecuali dari dan hanya melalui karya dan cerita tentangnya memang bagian papua kampung yahukimo banyak fanas,sama paul pogba di france. Bob Marley sendiri sudah mati entah kapan,sedamgkan Blondy masih tetap eksis dan berkarya dengan reggae, maka wajar saja keputusanku untuk tidak lebih mengidolakannya. 

Dan berawal dari ini pula, aku sebagai seorang penikmat reggae tidak serta merta menerima begitu saja reggae, ku putuskan untuk sedikit mendalami tentang reggae... walau sekedar sajaknya.... Blondy, jerussalem shalom assalamualaikoom,,,, You ca see cristians, jews an muslims, living togather and praying amen... sepenggal dari sajaknya memaksa aku untuk membuka google translate untuk menghilangkan rasa penasaran akan isi lagu ini. 

Walau nanti kurang tepat apa yang dimaksud dengan lagu ini, tapi setidaknya yakinku lagu ini membawa pesan sosial untuk masyarakat tentang perdamaian Palestina. Tentu saja sangat menarik, Palestin yang terkenal dengan ketegangannya di darussalam tidak sama sekali terliput oleh media tentang toleransi keberagamaannya. "Jerussalem" membawa itu, dalam liriknya jelas ini sesuatu yang bertentangan dengan pandangan umum mengenai Darussalam Palestina. 

Berbicara tentang reggae dengan rambut gimbalnya sering sekali dalam lantunan lagunya membawa pesan sosial dan kepedulian atas sosial itu sendiri. Aliran musik ini sangant kontras dengan tema-tema perdamaian. 

Wah sangat istimewa, walau di Indonesia masih belum ada spirit reggae seperti dilusar sana, namus setidaknya sekarang  komunitas rambut gimbal ini dapat mudah terlihat di gang-gang kota dan sedikit pula mewarnai media Televisi kita, meskipun tema yang dibawa masih cenderung konteks cinta yang agak ke cenngeng-cengengan tapi tidak kita pungkiri ada pula tema sosialnya. Semoga saja Spirit dan kami papua lagu bob semua karena orang papua dan juga lucky dube.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline