Saya adalah seorang anak yang lahir di tahun 90an dengan banyak hiburan anak-anak yang masih saya dapatkan lewat televisi dan, lewat televisi juga saya dapat belajar banyak tentang dunia anak-anak di masa saya namun seiring berjalannya waktu hiburan anak-anak sekarang mulai perlahan-lahan menghilang dari televisi yang di ganti dengan acara-acara orang dewasa, apakah seharusnya di usia anak-anak harus di paksa untuk menonton tontonan orang-orang dewasa?, yang terdapat adegan-adegan kekerasan , yang dapat memaksa pemikiran anak-anak untuk berpikir hal-hal yang seharusnya tidak di pikirkan , dan dari pemikiran mereka akan merespon dan di transfer kepada sikap tingkah laku mereka sehari-hari yang dapat merusak moral anak-anak. Anak-anak yang seharusnya dapat minikmati kesenagan masa kecil harus menyamakan kesenangan dengan usia dewasa yang berbeda daya pikir , karena pemikiran anak-anak seumpama kertas putih yang di coret-coret dengan pensil sehingga apa yang mereka buat sesuai dengan apa yang mereka lihat , dan sesuai teori agenda setting media massa berperan penting dalam mentranfer informasi berita atau isu-isu , sehingga media akan mempengaruhi khalayak , supaya apa yang di anggap penting masyarakat juga akan di anggap penting oleh khlayak, maka dari pada itu seharusnya media menyadari jumblah anak-anak di Indonesia banyak yang mengonsumsi media secara aktif , sehingga apa yang di tayangkan media seharusnya berbau pendidikan dan hiburan buat anak-anak.
apa media masa 90an bisa kembali menghibur anak-anak masa sekarang?, kita sebagai orangtua dan kakak dari adik-adik kita harus juga berperan penting dalam mengajarkan adik-adik kita agar apa yang mereka lakukan sesuai usia mereka.
kesimpulanya adalah media sebagai pusat perhatian khalayak harus dapat menunjukan contoh dan hiburan sesuai dengan usia khlayak .
karena sesungguhnya anak-anak adalah masa depan bangsa jadi media harus mengambil bagian untuk mendidik akhlak anak-anak bukanyang merusak dengan tayangan-tayangan yang merusak moral.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H