Lihat ke Halaman Asli

TNI dan TPN-OPM juga Manusia, Bukan Malaikat

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rabu 20 Juli 2011 Pengadilan Oditur Militer III-19 Jayapura kembali menyidangkan tiga orang anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang didakwa melakukan kekerasan terhadap warga sipil hingga mengakibatkan meninggalnya seorang warga bernama Kinderman Gire yang terjadi pada 17 Maret 2010. Oditur Militer menganggap ketiga terdakwa itu tidak mentaati perintah dinas sehingga mengakibatkan meninggalnya seorang warga sipil.

Sebelas hari kemudian, Senin 1 Agustus 2011 Pk 03.00 waktu Papua, sekitar 15 orang tak dikenal bersenjata api dan tajam menyerang sebuah angkutan umum di sebuah tanjakan Kampung Nafri, Abepura, Jayapura. Akibat serangan itu, empat orang penumpang angkutan umum tewas seketika dan enam orang lainnya mengalami luka-luka.Para korban tewas dan luka dalam insiden itu, semuanya  bukan orang asli Papua alias warga pendatang, dan dari hasil olah TKP, pihak kepolisian menemukan satu lembar bendera Bintang Kejora, beberapa kelongsong peluru senjata double loop, dan barang-barang lainnya yang diduga milik pelaku.

Sikap petinggi TNI terhadap anggotanya yang melanggar hukum sangat jelas dan dapat kita lihat bersama-sama, tidak ada toleransi dan langsung diproses secara hukum, namun bagaimana dengan sikap petinggi TPN-OPM (Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka) terhadap anggotanya yang melanggar hukum ?

Dalam insiden berdarah di Kampung Nafri 1 Agustus 2011, Pdt. Socrates Sofyan Yoman, Pastor Jon Jonga dan Mathius Murib (Komnas HAM Papua) menegaskan bahwa tindakan membunuh dengan cara keji tersebut bukan budaya orang Papua dan ketiga tokoh tersebut yakin bahwa yang melakukan penyerangan angkutan umum itu bukan OPM yang sesungguhnya, melainkan OPM yang dipelihara, dibiayai dan dipersenjatai (Bintangpapua.Com - Senin 1/8/2011).

Pernyataan tersebut senada dengan pernyataan Komandan OPM kawasan Victoria, Kab. Kerom, Papua, Lambert Pekikir yang menyatakan bahwa OPM tidak pernah terlibat dalam kasus penembakan di Nafri dan tidak pernah angkat senjata (Tabloidjubi.Com - Senin 1/8/2011).Pernyataan yang mengejutkan datang dari Danis Kogoya, Panglima TPN-OPM. 

Danis Kogoya (Penglima TPN-OPM) menyatakan bahwa pelaku penyerangan di Kampung Nafri 1 Agustus 2011 adalah dari kelompoknya, dengan dalih tidak mau kompromi dengan warga pendatang dan tidak menghendaki warga pendatang ada di Papua (Bintangpapua.Com – Selasa 2/8/2011).

Sampai sejauh ini, pihak kepolisian di Papua belum memastikan siapa pelaku penyerangan di Kampung Nafri yang menewaskan 3 warga sipil dan 1 anggota TNI. Namun pelajaran berharga yang dapat diambil dari kasus itu adalah “Manusia tidak sama dengan Malaikat".

TNI dan TPN-OPM adalah kelompok yang di dalamnya berisi manusia-manusia yang tak luput dari godaan iblis.

Sangatlah tidak pantas apabila seorang pendeta seperti Sofyan Yoman Socratez dan seorang pastor seperti Jon Jonga langsung memastikan bahwa pelaku penyerangan di Kampung Nafri bukan OPM dan mereka berani memastikan bahwa orang Papua tidak bisa membunuh secara keji.

Bagaimanapun juga, OPM adalah kumpulan manusia dan bukan kumpulan malaikat.  Biarkan pihak kepolisian melakukan tugasnya untuk mengungkap siapa pelaku penyerangan itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline