Lihat ke Halaman Asli

Alben Tajudin

Gerakan Penyadaran

IPK dan Gerakan Kekaryaan

Diperbarui: 11 Desember 2015   16:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ikatan Pemuda Karya sebagai organisasi kemasyarakatn pemuda, sangat memberikan pengaruh yang besar bagi perkembangan bangsa dan negara Indonesia. Sebab, hakikatnya IPK berdiri untuk menampung semangat perubahan pemuda Indonesia yang secara hetorogen mengkristal menjadi nilai-nilai yang baik untuk Indonesia. IPK yang dulunya dicap sebagai organisasi berbau premanisme sekarang telah mereformasikan diri menjadi organisasi yang bergaya modern.

Sehingga tidak heran, banyak kaum-kaum akademisi yang bergabung di IPK baik di pusat maupun di daerah. Semangat kebersamaan dan solidaritas yang tinggi dimiliki IPK tidak bisa dikalahkan oleh organisasi apapun, budaya insubordinasi yang terjadi dalam organisasi lain tidak berlaku di tubuh IPK, sebab IPK mengutamakan kebersamaan seperti kata bijak “satu dicubit semua merasa sakit”. Mungkin bagi sebagian orang kalimat ini biasa-biasa saja, namun sesungguhnya kalau dikaji makna filosofisnya, kalimat tersebut mengandung sejuta makna yang sangat kholistik. Sehingga, tidak heran di IPK solidaritas dan kebersamaa adalah hal yang utama. 

Menghargai ketua adalah hal sangat mutlak, sebab IPK adalah organisasi yang bersifat komando, “satu” kata ketua, maka di bawah pasti “satu”. Dalam perspektif yang lain, begitulah cara berorganisasi yang benar, untuk menjaga marwah organisasi, marwah ketua harus terlebih dahulu dijaga dan dipagar. Dengan demikian, budaya saling membesarkan, menghargai dan menghormati satu sama lain dalam organisasi tersebut akan tumbuh dengan sendirinya.

Disinilah letak pembelajaran organisasi yang sesungguhnya karena banyak organisasi, baik organisasi kemahasiswaan, kepemudaan dan kemasyarakan kekinian yang saling mengkerdilkan dan tidak menjaga marwah organisasinya serta sering kali menggadaikan organisasi dan dirinya. Sehingga dalam organisasi tidak perlu jabatan tinggi, yang penting semua anggota dan pengurus berpartisipasi aktif dalam mensukseskan setiap program organisasi.

Kalau korelasikan dengan perkembangan DPD II IPK Kabupaten Rokan Hilir, maka budaya (culture) saling membesarkan tersebut nampaknya sudah mulai tumbuh dan berkembang di tubuh IPK negeri seribu kubah. Setelah dilantik menjadi Ketua, Kakanda Cutra Andika menawarkan konsep dan beberapa program unggulanyang bisa membawa IPK kearah yang lebih baik, kata beliau IPK harus dijalankan dengan gaya organisasi modern yang sinkron dengan perkembangan zaman kekinian. Program unggulan yang selalu dipaparkan oleh beliau adalah yang pertama gerakan konsolidasi organisasi, kedua gerakan kekaryaan dan ketiga gerakan advokasi.

Dalam gerakan konsolidasi, IPK Rokan Hilir bertekad mengembangkan sayap organisasi dengan membentuk PAC dan Ranting sekabupaten Rokan Hilir. Dengan penguatan struktural masa organisasi yang solid diharapkan IPK Kabupaten Rokan Hilir dapat berkonstribusi kepada masyarakat disetiap momentum sosial, politik dan budaya ditengah-tengah masyarakat Rokan Hilir. Gerakan kekaryaan, IPK Kabupaten Rokan Hilir berikhtiar untuk memajukan perekonomian masyarakat dengan mendirikan kelompok usaha bersama (KUBE) dan membentuk kelompok tani.

Diharapkan dengan karya nyata tersebut seluruh anggota IPK Kabupaten Rokan Hilir mandiri dan berwirausaha guna membangun kehidupan yang layak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat 2 UUD 1945. Gerakan advokasi, dengan gerakan advokasi pengurus dan anggota IPK Kabupaten Rokan Hilir bisa mengakses bantuan hukum secara gratis (prodeo) apabila pengurus dan anggota IPK yang bermasalah dengan hukum pidana sebagaimana dikamsud dalam Pasal 28D ayat 1 UUD 1945. 

Dengan program unggulan tersebut, diharapkan anggota dan pengurus IPK Kabupaten Rokan Hilir dapat bermanfaat untuk masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia. Walaupun demikian, setidak-tidaknya kader IPK secara umum haruslah bermanfaat untut keluarganya. Sebab, tidak bisa ditapihkan bahwa persoalan organisasi tidaklah keluar dari persoalan logistik. Jadi tidak berlebihan jika ada kata bijak mengatakan bahwa “logika tanpa logistik, maka akan anarkis”. Untuk mencukupi kebutuhan materi anggota IPK, maka setiap kader IPK Kabupaten Rokan Hilir haruslah mandiri dari setiap bidang yang digelutinya. 

Mandiri dalam artian bahwa, sebelum dibantu bergerak kader IPK harus bergerak terlebih dahulu guna bisa masuk dalam setiap sendi-sendi kehidupan masyarakat daerah dan nasional. Misalkan, kalau mau jadi pengusaha kader IPK harus terlebih dahulu punya usaha dan kemauan untuk berdidikari. Kalau kader IPK ingin menjalani profesi sebagai seorang profesional maka kader IPK tersebut haruslah terlebih dahulu masuk kedua professional tersebut dan menekuninya.

Sehingga fungsi organisasi bagi kader IPK tersebut tidak tempat untuk berpangku tangan dan berkumpul ria dengan mengharapkan materi organisasi namun organisasi dijadikan sebagai tempat menggali ilmu tentang bagaimana membangun network dan jaring-jaring yang common goal-nya adalah untuk organisasi bukan untuk kepentingan pribadi semat. Sehingga kata bijak mengatakan bahwa “bukan organisasi yang menghidupi kita, namun kitalah yang harus menghidupi organisasi”. Apabila organisasi sudah tumbuh dan berkembang menjadi organisasi yang kuat dan besar maka person-person yang ada di dalam organisasi tersebut akan menjadi orang yang besar dan kuat.

Organisasi yang hebat adalah mereka yang memiliki sosok pemimpin yang bisa menggerakkan kemampuan terbaik dari anggota-anggotanya. Sebagai ketua IPK Kabupaten Rokan Hilir Kakanda Cutra Andika telah mampu menjadikan IPK sebagai organisasi yang berdaya dan bisa diberdayakan untuk membangun bangsa dan Negara Indonesia terkhusus di Kabupaten Rokan Hilir dari berbagai macam aspek.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline